NUSANTARANEWS.CO – Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, bahwa saat ini yang menjadi ancaman bagi Indonesia adalah konflik Laut Cina Selatan yang melibatkan Tiongkok, Vietnam dan Filipina. Konflik itu antara lain berisi tentang perebutan kepualauan Spartly yang kaya akan cadangan minyak dan gas.
Baca : Jika Tiongkok Sukses Bangun Pulau Permanen, Natuna Akan Masuk ZEE
Di sisi lain, kata Panglima, cara-cara yang mengarah pada upaya memecah belah NKRI dinilai mulai terasa. Diantaranya adalah maraknya narkoba di Indonesia. Narkoba, kata Gatot, adalah salah satu cara melemahkan bangsa Indonesia. Persis seperti yang dilakukan Inggris terhadap Tiongkok di era perang Candu.
“Cara lain untuk membubarkan NKRI adalah melalui kelompok teror. Dengan mengusung isu teror, maka pasukan dari berbagai negara bisa dengan mudah untuk masuk ke negara berdaulat, dan menguasai segala sumber dayanya. Hal itu sudah terbukti di Iraq dan di Suriah saat ini,” kata Gatot Nurmantyo di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (28/12/2016).
Ada cara lagi untuk membubarkan NKRI, kata dia, adalah dengan memicu konflik internal antar anak bangsa. “Rakyat dimanipulasi dengan informasi-informasi palsu, serta selalu dibuat gaduh oleh hal-hal yang tidak substantif dan menghabiskan energi,” kata Panglima Gatot. (Baca : NKRI Akan Utuh Asal Pernyataan Panglima ini Tidak Terjadi)
“Bila NKRI bubar, maka pembagiannya antara lain wilayah Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya akan diambil Amerika Serikat dan sekutunya Australia,” papar Gatot.
Kemudian wilayah Jawa dan Sumatera, lanjutnya, akan diambil Tiongkok. Sementara wilayah Sulawesi dan Maluku akan diambil oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Agitasi (hasutan) seperti ini sudah ada di tempat kita, ajak seluruh anak bangsa untuk bersatu, berjuang, bergotong royong agar NKRI tidak terpecah belah,” seru Gatot. (red-02)