NUSANTARANEWS.CO – Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffag Chafsoh Rahman atau yang akrab disapa Yenny Wahid mengungkapkan, bahwa terduga terorisme yang mengatasnamakan Jihad Fisabillah tidak bisa shalat atau beribadah. Ironisnya, untuk membaca huruf Arab saja yang merupakan bahasa al-Quran, mereka tak mampu.
“Saya lakukan survei, banyak yang baca huruf Arab alif, ba, ta tidak bisa,” ujarnya dalam diskusi publik bertajuk ‘Darurat Kebhinekaan Dalam Intoleransi’, di Wahid Foundation, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2016).
Hal tersebut kata dia, lantaran para terduga terorisme itu merupakan para penjahat kriminal yang pernah dipenjara. Kemudian setelah selesai menjalani masa hukuman di penjara, mereka direkrut kembali oleh organisasi atau geng.
Kemudian mereka didoktrin untuk kembali melakukan tindakan kriminal dengan mengatasnamakan Jihad. Karena mereka memiliki jiwa yang goyang, akhirnya mereka pun bersedia melakukan hal yang merugikan masyarakat banyak itu.
“Jadi mereka masih memiliki kemampuan kriminal tapi kini punya misi,” pungkasnya.
Anak presiden RI ke-4 itu menjelaskan, para pelaku tindak pidana kriminal itu kembali melakukan hal tersebut lantaran penjara untuk para pelaku teror tidak dipisah dengan mereka yang dipenjara karena kasus kriminal. Karenanya, dia menyarankan agar pemerintah segera membereskan persoalan tersebut. (Restu)