Berita UtamaKolom

Industri Pertahanan Penopang Sistem Pertahanan Negara (2) – Opini Sjafrie Samsoeddin

NUSANTARANEWS.CO – Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya industri pertahanan kita sudah dapat membuat sendiri dan sudah digunakan oleh TNI, sebagai contoh:

Alutsista darat buatan PT. Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (Panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI-AD. Bahkan produk PT. Pindad itu sekarang sudah berstandarisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya. Saat ini sedang dilakukan retrofit kendaraan tempur roda rantai (Tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan. Setelah itu diharapkan kita bisa membuat sendiri tank ringan sampai berat.

Untuk alutsista laut, kita bahkan memiliki beberapa industri pertahanan dalam negeri yang bisa diandalkan. PT. PAL kita andalkan untuk pembuatan kapal perang skala besar seperti class korvet dan kapal selam. PT. PAL juga kita dorong untuk membuat kapal perang untuk tanker. Kita juga memiliki badan usaha milik negara yang lain yaitu PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. BUMN ini kita beri porsi untuk membangun Landing Ship Tank atau kapal pengangkut tank ringan dan sedang. Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat yang ukuran 60 m ke bawah seperti Palindo, Lundin, Anugrah.

Baca : Industri Pertahanan Penopang Sistem Pertahanan Negara (1) – Opini Sjafrie Samsoeddin

Untuk alutsista udara, PT. Dirgantara Indonesia kini sedang mengembangkan joint production dengan Airbus Military untuk membangun pesawat angkut sedang CN 295. Kita sangat berkepentingan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pesawat angkut ringan seperti C-212 sampai CN 235 dan CN 295 yang bermuatan 50 penerjun. Hal yang sama kita lakukan dalam pembuatan helikopter serbu Bell-412 dan heli Cougar 725. PT. Dirgantara Indonesia diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan dari TNI dan cocok untuk operasi kemanusiaan.

Baca Juga:  Gelar Rakorwil, NasDem Bidik Menang Tebal Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

Saat ini industri pertahanan PT. PAL bahkan perlu untuk merekrut tenaga terampil umur 18 – 20 tahun agar mereka siap digunakan dalam pembangunan kapal selam yang diharapkan bisa kita lakukan sendiri pada tahun 2020, minimal kita sudah mandiri dalam over haul kapal selam. TOT ini diawali dengan TOT Sumber Daya Manusia yang kemudian diikuti dengan TOT peralatan. Telah disiapkan 100 lebih personel untuk kita kirim ke Korea dan terlihat animonya cukup besar. Berikutnya pemerintah harus memikirkan biaya pembangunan infrastruktur kapal selam di PT. PAL. Sedangkan TOT PKR (Perusak Kawal Rudal) akan diberangkatkan 50 orang ke Belanda untuk bekerja sama dengan Damen Sphelde Navalship Building Belanda.

TOT Pesawat jet tempur kita lakukan melalui proyek jangka panjang dalam pembangunan pesawat tempur KFX dan IFX generasi 4,5 yang pada saat ini sudah pada proses desain dan pengiriman personel ke Korea. Kita punya kontribusi yang sama dengan Korea dengan target pada akhir 2020 sudah mempunyai satu pabrik jet tempur.

Pada saat kita membeli tank berat (MBT Leopard) dari Jerman, dalam paket kontrak kita meminta adanya transfer of technology. Pihak Jerman menyetujui dalam pemeliharaan pascajual, kita akan mendapat kesempatan untuk melakukannya sendiri dengan pendampingan pihak produsen. Bahkan kita juga berencana untuk membuat pabrik amunisi MBT yang spesifik itu sehingga PT. Pindad kelak dapat menjadi pemasok amunisi MBT di Asia.

Masa Depan Industri Strategis

Masa depan industri pertahanan Indonesia banyak memiliki peluang untuk ditingkatkan dan dikembangkan. Berbagai capaian dalam teknologi robot, pesawat tak berawak, kapal tak berawak, roket dan rudal, pembuatan satelit mikro, kendaraan lapis baja, kapal perang dan pesawat merupakan peluang pengembangan industri pertahanan pada masa datang. Dengan kebijakan pemerintah dan alokasi anggaran yang meningkat setiap tahunnya untuk industri pertahanan, pengembangan dan peningkatan kemampuan industri pertahanan perlu ditransfer menjadi sebuah kapabilitas pertahanan yang lebih mumpuni dan lebih andal pada masa datang.

Baca Juga:  Klausul 'Rahasia' dari 'Rencana Kemenangan' Zelensky: Bergabung dengan NATO dan Memperoleh Senjata Nuklir

Tantangan sekaligus peluang bagi industri pertahanan dalam negeri adalah meningkatkan kualitas manajemen yang profesional dan kompetitif, sehingga memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna. Tantangan ini merupakan cambuk untuk meraih kapasitas produksi yang maksimal.

Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadakan peran “broker“ yang berdampak kepada “mark-up”. Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberi peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara yang paling tepat untuk menciptakan efesiensi dan manfaat.

Alokasi anggaran untuk industri pertahanan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan tingginya atensi pemerintah dalam memberikan good will dan political will dalam memenuhi kebutuhan alutsista melalui pemberdayaan industri pertahanan menuju kemandirian pemenuhan kebutuhan alutsista dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara makro dengan meningkatkan lapangan kerja, mengurangi pengangguran serta menghemat devisa.

Tekad dan Militansi

Tekad untuk membangkitkan industri pertahanan kita harus didukung militansi dan intelektualisasi dari teknokrat kita baik sipil dan militer disertai sekali lagi “political will” yang konsisten dan berkelanjutan dari negara.

Industri pertahanan sebagai komponen pendukung dalam sistem pertahanan negara merupakan faktor determinan yang perlu terus dikembangkan sesuai dinamika perubahan strategis. Industri pertahanan saat ini masih lebih pada pembangunan teknologi pertahanan yang terlihat (tangible) untuk keperluan alutsista darat, laut dan udara, tetapi di masa depan perlu dikembangkan juga pada kemampuan lain seperti rekayasa perangkat lunak untuk keperluan-keperluan sistem yang berorientasi pada perangkat lunak (software based system) seperti simulator, artificial intelligence, robot, dan juga dalam rangka meningkatkan kemampuan asimetris seperti cyber untuk kebutuhan informasi dan komunikasi khususnya kemampuan intelligence, surveillance and recognition (ISR). Selain itu industri pertahanan harus mampu mengakomodasi pencapaian-pencapaian teknologi dan ilmu pengetahuan lainnya yang didapat oleh para anak bangsa.

Baca Juga:  Achmad Fauzi Dorong E-Sport Sumenep ke Pentas Juara, Siap Fasilitasi Komunikasi dan Pembinaan

Industri pertahanan dalam pengembangannya perlu memperhatikan aspek institusional, industrial, legal dan personal atau SDM sehingga arah pengembangan industri pertahanan lebih fokus dan sesuai dengan kultur Indonesia. Oleh karena memperhatikan pengembangan strategis ke depan, kesinambungan kebijakan pada industri pertahanan memerlukan komitmen dan kepedulian berbagai pihak agar jalannya industri pertahanan tidak tersendat-sendat. Bahkan dengan melakukan strategy driven analysis, maka akan diketahui bahwa kebutuhan akan anggaran pertahanan akan jauh lebih tinggi dan itu akan memacu pengembangan industri pertahanan.

Karena perubahan strategis yang begitu cepat bahkan cenderung penuh ketidakpastian dan tidak dapat diprediksi, menyebabkan adaptasi terhadap kemampuan industry pertahanan harus senantiasa dikembangkan yang merupakan hasil dari kontemplasi dan gagasan serta pertimbangan dari perubahan-perubahan strategis yang terjadi di sekitar Indonesia dan dipengaruhi aspek strategi, teknologi, serta persepsi dan kalkulasi hubungan internasional. Kementerian Pertahanan dalam hal ini mendukung setiap kerja keras dan kerja cerdas, serta kreasi dan inovasi pelaku industri pertahanan yang akan mendukung meningkatnya kapabilitas strategis demi terciptanya Indonesia sebagai kekuatan regional seperti yang diharapkan. (habis…)

Related Posts

1 of 12