Ekonomi

Hasil Surplus, Tahun Depan Pemerintah Tak Akan Impor Jagung

NUSANTARANEWS.CO – Produksi jagung secara nasional tahun 2016 ini meningkat dan diperkirakan mengalami surplus. Hal itu memicu pemerintah untuk menghentikan program impor jagung yang sampai sekarang masih dilakukan Perum Bulog.

“Pemerintah bertekad akan menghentikan impor jagung tahun depan dengan mendorong penggunaan dan pembelian benih yang diproduksi di dalam negeri, termasuk perluasan areal tanam. Tahun ini Indonesia mampu menekan impor komoditas hingga sekitar 3,6 juta ton,” kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Selasa(22/11/2016).

Di tahun 2016, Kementan menargetkan produksi jagung sebesar 21,53 juta ton. Produksi itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pakan. Kebutuhan industri atas jagung secara nasional terdata 1,55 juta ton per bulan.

Sementara produksi minimal jagung pada 2016 yang dalam kondisi cuaca La Nina ditargetkan 21,53 juta ton. Sehingga, diprediksikan produksi jagung tahun ini akan mengalami surplus hingga 1,3 juta ton. Dengan meningkatnya produksi saat ini, kata dia, maka rencana impor pun akan semakin menjauh.

Baca Juga:  CTI Group Ajak Mitra Bisnis Kaji Peluang Hilirisasi Digital

Upaya pemerintah selanjutnya, lanjut Amran, akan dilakukan dengan menyerap benih jagung yang dihasilkan petani lokal. “Berapa pun banyaknya, akan kami serap. Bagi secara gratis kepada lahan petani yang luasnya 3 juta hektare,” katanya.

Amran berujar beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo telah meluncurkan benih jagung hibrida Nakula Sadewa. Produktivitasnya 10 ton per hektare. Bahkan ada yang 13 ton per hektare.

“Hasil panen itu akan kami beli berapa pun banyaknya produksinya,” tuturnya.

Menurut dia, impor jagung selama ini hanyalah keterpaksaan. “Kalaupun masih mau impor, sebaiknya benih saja yang jauh lebih murah dibanding impor jagung yang umumnya didatangkan dari India, Brasil, Thailand, dan Amerika Serikat,” ucapnya. (Andika)

Related Posts

1 of 20