PeristiwaPolitik

Safari Militer ke KORPASKHAS, Ini Lima Arahan Presiden RI

NUSANTARANEWS.CO – Safari militer Presiden Joko Widodo yang mengaku sebagai panglimat tertinggi TNI terus berjalan. Kali ini Presiden Jokowi mengunjungi Korps Pasukan Khas (KORPASKHAS) di Lanud Sulaiman, Bandung, Selasa (15/11/2016).

Pada safari militer tersebut Presiden Jokowi menyampaikan 5 (lima) arahan kepada KORPASKHAS. Adapun arahan Presiden tersebut sebagai berikut:

1. Pagi hari ini saya bangga berdiri di depan Pasukan Baret Jingga. Bangsa Indonesia bangga mempunyai Pasukan Baret Jingga, karena saya tahu, kita tahu, di dada KORPASKHAS merasuk jiwa Sapta Marga, selalu siap sedia membela Merah Putih, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Sebagai pasukan khusus TNI AU, KORPASKHAS mempunyai kemampuan tiga matra sekaligus, yaitu darat, laut, dan udara. Itu artinya KORPASKHAS dapat diterjunkan di segala medan, diterjunkan kapanpun bangsa ini membutuhkan.

3. Sebagai Panglima Tertinggi TNI, saya memerintahkan KORPASKHAS agar selalu setia kepada NKRI, menjaga Pancasila, mempertahankan Undang Undang Dasar 1945, dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Berdirilah tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok untuk kejayaan Indonesia, untuk kejayaan Merah Putih. Jangan pernah mundur dari ancaman mereka yang ingin memecah belah bangsa kita, mengadu domba bangsa kita.

Baca Juga:  Anak Ideologis Prabowo, Cabup Gus Fawait Luncurkan 8 Program Aksi Untuk Sejahterakan Rakyat Jember

4. Kemudian sebagai bagian dari TNI, sebagai Pasukan Pemukul, setiap prajurit KORPASKHAS harus terus memupuk harga diri dan jati diri sebagai prajurit sejati. Prajurit sejati yang memiliki jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara yang profesional.

5. Terakhir saya mengingatkan apa yang disampaikan oleh Presiden Soekarno dan ada di dalam Mars Baret Jingga, yaitu Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana, bekerjalah tanpa menghitung-hitung untung dan rugi. Bekerjalah tanpa pamrih untuk bangsa dan negara.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi melakukan safari militer dalam situasi kebangsaan dan kenegaraan yang dinilai kurang kondusif. Dimana sejak munculnya dugaan kasus penistaan agama yang dipersangkakan kepada gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sejumlah ormas Islam menggalang massa untuk melakukan aksi bela Islam sebanyak dua kali secara damai.

Pada aksi bela Islam II pada 4 November lalu, Presiden Jokowi yang berjanji akan berada di Istana Kenegaraan dan berjanji akan menemui perwakilan pengunjuk rasa, ternyata Presiden tidak menepati janji tersebut dengan beberapa alasan yang menuai pro-kontra. Sebagai akibat dari ketidak-hadiran Jokowi, massa aksi menyampaikan akan melakukan unjuk rasa susulan yang direncanakan dilakukan pada tanggal 25 November mendatang. (maman/red-02)

Related Posts

1 of 17