NUSANTARANEWS.CO – Dalam keterangan persnya, Selasa (1/11/2016) di Jakarta, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menginginkan industri kulit bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Industri kulit yang dimaksud bisa berupa alas kaki, tas, dompet, dan semua produk yang berbahan kulit.
“Diperlukan koordinasi kuat dengan lintas sektor agar industri kulit, alas kaki dan sejenisnya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi negara eksportir kelas dunia,” ungkap Airlangga Hartarto saat pada Temu Usaha, Pameran, dan Fashion Show Industri Alas Kaki, Kulit dan Aneka Nasional.
Upaya ini dilakukan sebagai bentuk sikap untuk mendorong peningkatan kinerja industry dalam negeri. Hartarto juga menilai kelompok industri kulit juga berperan strategis sebagai penghasil devisa negara.
Setidaknya sebesar USD 12,28 miliar atau 8,17 persen sudah dihasilkan industri kulit dalam memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor. Tak hanya itu, kelompok industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang atau 7,7 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur di Indonesia.
“Pada triwulan II tahun 2016, pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 7,74 persen, sedangkan pertumbuhan industri aneka mencapai 3,84 persen, ujarnya.
Sebagai langkah untuk menjadikan industri kulit di negeri sendiri, Airlangga menilai perlu adanya kebijakan yang mendongkrak pertumbuhan industri kulit.
Diantaranya dengan bersinergi dengan pihak penyedia bahan. Misalnya dengan pemberian kemudahan impor kulit dari seluruh negara. Selanjutnya, dilakukan pula peningkatan kemampuan SDM industri melalui pendidikan vokasi dan pembatasan pelabuhan impor untuk produk jadi. (Adhon/Red-01)