NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memiliki potensi yang signifikan jika menjadi cawapres Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 mendatang, kata Surokim Abdussalam, Peneliti Lembaga Survey, Surabaya Survey Center (SSC) pada hari Selasa (26).
“Kalau menjadi timses, nama Khofifah memang punya pengaruh. Tapi kalau menjadi cawapres justru punya potensi yang signifikan dalam meraup suara,” kata Surokim Abdussalam kepada awak media.
Menurut pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura itu, jika Khofifah menjadi cawapres dari Prabowo Subianto, tentu akan menjadi pasangan yang mengerikan bagi lawan kandidatnya.
“Bu Khofifah selain punya pengalaman secara nasional, juga memiliki basis massa yang solid dari kalangan JMuslimat dan Fatayat NU. Ditambah lagi, Khofifah juga berpengalaman dalam birokrasi, ketika menjabat sebagai Menteri Sosial,” bebernya.
Surokhim menilai bahwa Khofifah mampu menghadirkan keuntungan bagi langkah pemenangan Prabowo Subianto, jika digandeng sebagai bakal calon wakil presiden.
“Kalau sampai Bu Khofifah menjadi bakal cawapres Prabowo, ini menjadi pasangan yang mengejutkan. Mereka bisa saling mengisi kekosongan,” lanjut Surokhim.
Apalagi saat ini para calon presiden sedang mencari pasangan dari tokoh-tokoh kalangan Nahdliyin, dan salah satu nama yang menjadi opsi adalah Khofifah.
“Rasanya beberapa aspek tersebut sudah menunjukkan potensi kekuatan yang dimiliki oleh Khofifah, sehingga bisa menunjang perolehan suara Prabowo Subianto di Pilpres 2024,” tutupnya.
Pakar komunikasi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo pun memandang bahwa Khofifah akan menghadirkan nilai lebih bagi Prabowo jika nantinya didapuk menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.
“Menurut Sukowi, sapaan akrabnya, Khofifah bisa mengakomodasi kebutuhan Prabowo untuk kepentingan suara dari kalangan Nahdliyin.
Namun demikian, duet Prabowo-Khofifah tetap harus mempertimbangkan persetujuan dari partai pengusung yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Tergantung dari partai, di sana ada juga Golkar, ada PAN, ada partai pendukungnya. Tentu saja itu mesti ada, apakah mereka juga merasa cocok dan sebagainya tetapi kalau dilihat dari elektoral Bu Khofifah cukup kuat,” pungkasnya. (Red)