Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Arab Saudi Kini Menjadi Pemasok Utama Energi Eropa

Arab Saudi Kini Menjadi Pemasok Utama Energi Eropa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sejak pemberlakuan sanksi UE terhadap energi Rusia, Arab Saudi telah mengimpor jutaan barel minyak dari Moskow dan mengekspornya kembali ke pasar Eropa, lapor Bloomberg pada 25 Mei. Menurut Bloomberg, berdasarkan data analitik Kpler, Arab Saudi mengimpor 174.000 barel solar dan gasoil Rusia pada bulan April, dan bahkan lebih pada bulan Mei.

Arab Saudi kini boleh dibilang telah menjadi pemasok utama Eropa dengan energi Rusia, bahkan melampaui Rusia sendiri menurut laporan itu. BBM Rusia itu telah diolah dengan spesifikasi yang berbeda oleh industri perminyakan Saudi. Sehingga sejauh ini energi Rusia terus mengalir dalam jumlah besar menembus sanksi AS dan UE.

Arab Saudi memang negara penghasil minyak utama yang mengekspor jutaan barel setiap hari ke AS dan Eropa.

Para ahli dan analis pasar minyak pun menyimpulkan bahwa penerapan sanksi terhadap Rusia setelah menggelar operasi militer khusus di Ukraina, ternyata telah merugikan pihak barat sendiri, khususnya Eropa secara signifikan.

Baca Juga:  Mesin Propaganda Arus Utama Barat Marah Karena Mitos 'Isolasi Putin' Runtuh

Apalagi tahun lalu OPEC+ sepakat untuk memangkas tingkat produksi minyak yang membuat negara-negara barat tak berdaya. Rusia dan negara-negara anggota OPEC+ hingga hari ini tetap berpegang pada keputusan pengurangan produksi.tersebut.

Menariknya, perubahan kebijakan Arab Saudi itu seiring dengan pemulihan hubungannya dengan Iran dan Suriah, serta meningkatnya hubungan dengan Moskow dan Beijing.

Sedangkan Rusia sendiri telah mendapat sekutu baru dalam memasarkan energinya. Bukan itu saja, Rusia kini juga menjadi pemain utama yang menggerogoti dominasi dolar AS dalam sistem keuangan global.

Rusia memang ingin memperkuat hubungannya dengan negara-negara Islam kaya minyak dari Timur Tengah seperti: Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab – terutama untuk tender baru transaksi lintas batas pasokan energi dan makanan.

Jika Saudi memutuskan untuk menerima penyelesaian transaksi internasional tanpa dolar AS, maka dapat dipastikan perkembangan ini akan  mengcaukan ekonomi Amerika. Sehingga pada gilirannya akan menggeser dinamika kekuatan geopolitik di Asia dan Timur Tengah. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 21