NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Indonesia akan memiliki kombinasi jet tempur F-15 Eagle dan F-18 Hornet. Amerika Serikat (AS) mengindikasikan akan menjual dua model jet tempur tersebut ke Indonesia menurut seorang pejabat pertahanan di Jakarta. Kabar tersebut muncul setelah Penjabat Sekretaris Pertahanan AS Christopher Miller berada di Jakarta untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut, Miller setuju untuk menjual jet tempur tersebut ke Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia dalam menghadapi pengaruh Cina.
Terkait permintaan F-35, Washington telah mengkonfirmasi menolak keinginan Indonesia karena pemenuhan pesanan tersebut bisa memakan waktu 10 tahun lebih sehingga kedua belah akhirnya menetapkan kombinasi F-15 dan F-18 buatan McDonnell Douglas dan Boeing.
Pengadaan jet tempur baru buatan AS itu tentu akan semakin meningkatkan secara signifikan kemampuan pertahanan udara Indonesia untuk menghadapi serangan Cina di sekitar Kepulauan Natuna, di mana Zona Ekonomi Eksklusif 200 mil Indonesia tumpang tindih dengan klaim maritim Cina.
Kementerian Pertahanan sendiri, di bawah Prabowo dikabarkan memiliki rencana besar untuk pengadaan lebih dari 100 jet tempur canggih baru untuk menambah kekuatan armada tempur Indonesia hingga tiga kali lipat yang ada saat ini.
Untuk pengadaan alutsisa baru, Indonesia harus menyediakan anggaran militer sekitar US$ 9 hingga 10 miliar selama 20 tahun ke depan. Kemenhan sendiri dikabarkan berencana akan memenuhi kebutuhan anggaran dengan menerima tawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, Cina, dan Rusia.
Mengingat kesepakatan untuk jet tempur baru bisa terealisasi bertahun-tahun, Indonesia pun berupaya mendapatkan 15 jet tempur Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Austria yang akan dijual karena masalah anggaran dan politik. Jika jadi dibeli, maka pada tahun depan Indonesia akan memiliki tambahan satu skuadron Typhoon untuk memenuhi kebutuhan jet tempur canggih dalam waktu singkat.
Seperti diketahui, kunjungan Miller ke Jakarta dan Manila merupakan bagian dari tur Asia. Di Filipina, Miller juga mengumumkan pengiriman senjata senilai hampir US$ 30 juta. Kunjungan Miller ke Asia, boleh dikatakan sebagai kesibukan pejabat senior AS di akhir pemerintahan Trump yang dengan tekun mendorong negara-negara Asia Tenggara untuk melawan pengaruh Cina di kawasan regional. (AS)