NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Jelang Pilkada, Polres Sumenep gelar simulasi pengendalian massa (Dalmas) di Stadion Ahmad Yani Pangligur Sumenep, Senin (27/7). Menurut Kasubbag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti Latihan pengendalian masa ini melibatkan satuan setingkat kompi (SKK) se-Madura. Masing-masing kabupaten mengerahkan 100 personil dan 1 peleton Satuan Brimob (Satbrimob).
“Selamat pagi!” seru komandan lapangan menyapa para personil yang berbaris sempurna di pagi yang cerah. Kegiatan Simulasi dipimpin langsung oleh Waka Polres Sumenep.
“Pagi, pagi, pagi!” gemuruh suara barisan menjawab salam komandan sambil menggerakkan tangan kanannya dengan penuh semangat.
Sebelum memulai formasi Dalmas Awal dimulai, satuan dengan pakaian khusus putih menyemprotkan disinfektan di lokasi unjuk rasa.
Usai penyemprotan disinfektan, pasukan pun bergerak membentuk formasi awal barisan yang kokoh untuk menghadapi pengunjuk rasa. Para personil dengan tangan dipinggang dan saling terhubung membentuk dinding pasukan yang kokoh. Telihat, ketika dalam simulasi seorang pengunjuk rasa tidak mampu menerobos dinding pasukan tersebut.
Demikian pula ketika membentuk formasi tali dalmas, di mana barisan dengan membawa police line kuning dengan kokoh menghadang upaya penerobosan oleh pengunjuk rasa.
Selanjutnya, tahap keempat adalah pergerakan Lapis Ganti Dalmas Awal ke Dalmas Lanjut yakni peralihan kendali dari satuan Kompi Dalmas Lanjut kepada satuan Kompi/Detasemen Penanggulangan Huru-Hara Brimob dengan tameng dan pakaian dan peralatan anti huru-hara.
Dalam simulasi terlihat Kompi Dalmas bergerak dengan rapi bergerak memutar ke belakang barisan satuan Kompi Brimob yang sudah bersiap dengan barisannya. Kompi Brimob kemudian bergerak maju menghadapi para pengunjuk rasa. Kompi Brimob terus mendesak para pengunjuk rasa yang semakin nekad.
Sebelum mengambil lengkah-langkah lebih jauh sesuai SOP, komandan lapangan menghimbau para pengunjuk rasa untuk membubarkan diri. Melihat massa yang terus mendesak, Kompi Brimob kemudian mulai bergerak mendorong para pengunjuk rasa.
Ketika mulai menghadapi serangan batu dan benda-benda lainnya, Kompi Brimob kemudian membentuk formasi perlindungan dengan menggunakan tameng menutupi barisan untuk menghadapi lemparan benda-benda keras oleh para pengunjuk rasa.
Menghadapi pengunjuk rasa yang semakin tak terkendali, satuan penembak “flash ball” alias pelontar gas air mata segera melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa – sehingga pengunjuk rasa bubar akibat serangan gas air mata.
Ketika terlihat ada korban, personil dengan pakaian khusus kemudian menyemprotkan disinfektan di sekitar korban, lalu mengevakuasi korban dengan tandu untuk mendapatkan pertolongan.
Selanjutnya, sisa-sisa pengunjuk rasa yang masih bertahan kemudian disemprot dengan Armoured Water Cannon (AWC).
Tembakan gas air mata dan water cannon berhasil membubarkan para pengunjuk rasa. Pasukan lalu menyapu lokasi hingga situasi kembali terkendali dan kondusif.
“Mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamengkasan dan Sumenep, kita adalah saudara, kita adalah satu pasukan!” kata Waka Polres Sumenep dengan penuh semangat mengakhir ilatihan simulasi menjelang Pilkada Serentak Desember mendatang. (bny)