Mancanegara

Presiden Trump Umumkan Proposal Pedamaian Israel-Palestina

Presiden Trump Umumkan Proposal Pedamaian Israel-Palestina
Presiden Trump Umumkan Proposal Pedamaian Israel-Palestina/Foto: Atlantic Council

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Trump umumkan proposal perdamaian Israel-Palestina. Didampingi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sisinya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengahnya yang telah lama ditunggu-tunggu yang dikenal sebagai “Kesepakatan Abad Ini” pada Selasa (28/1).

Presiden Trump menguraikan rincian proposal perdamaiannya yang akan mengakui negara Palestina. Namun, Presiden Trump dengan tegas mengatakan bahwa dirinya berjanji akan tetap mempertahankan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dengan kata lain, Trump mengusulkan negara Palestina merdeka dengan pengakuan kedaulatan Israel atas permukiman Tepi Barat.

Rincian tersebut mencakup peta konseptual yang dikatakan Trump sebagai kompromi teritorial yang bersedia dibuat oleh Israel. Peta itu juga menyediakan ibu kota Palestina di Yerusalem timur.

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan bahwa proposal “Kesepakatan Abad Ini” hanya memberi Palestina kendali 15% dari wilayah Palestina yang bersejarah. PLO bersikeras bahwa Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel sejak Perang 1967 adalah ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan.

Baca Juga:  Pasukan Prancis Berlatih untuk Berperang dengan Rusia di Rumania

Presiden Trump juga mengatakan bahwa, “Tidak ada warga Palestina atau Israel yang akan diusir dari rumah mereka” – sekaligus mempertegas bahwa permukiman Yahudi yang ada di Tepi Barat yang diduduki Israel akan tetap ada.

Terkait situs suci di Yerusalem, Israel akan bekerja dengan Yordania untuk memastikan bahwa status quo yang mengatur situs suci utama di Yerusalem yang dikenal oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount dan al-Haram al-Sharif untuk umat Islam akan dilestarikan.

Sementara wilayah yang dialokasikan untuk Palestina berdasarkan cetak biru Trump akan tetap terbuka selama empat tahun. Selama masa itu, rakyat Palestina dapat mempelajari kesepakatan itu, dan bernegosiasi dengan Israel, untuk “mencapai kriteria kenegaraan”.

Terkait dengan itu, Trump mengungkapkan keprihatinannya bahwa rakyat Palestina berada dalam kemiskinan dan kekerasan, dan terus dieksploitasi oleh mereka yang ingin menggunakannya sebagai pion untuk memajukan terorisme dan ekstremisme. Padahal rakyat Palestina berhak mendapatkan kehidupan yang layak yang jauh lebih baik,” kata Trump berempati.

Baca Juga:  Raja Maroko King Mohammed VI Sambut Kunjungan Kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Dar al-Makhzen

Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang memboikot pemerintahan Presiden Trump langsung menolak proposal perdamaian itu.

Sebaliknya Netanyahu sangat antusias dengan rencana perdamaian tersebut, bahkan mengatakan bahwa dirinya siap untuk memulai negosiasi dengan Palestina sesuai dengan persyaratan yang telah ditawarkan.

Dengan kehadiran tiga negara Arab yang tidak memiliki perjanjian damai dengan Israel yakni: Oman, Bahrain, dan Uni Emirat Arab – Trump berharap akan mendapat dorongan regional untuk mengimplementasikan rencana perdamaiannya. Bahkan dengan janji investasi sebesar US$ 50 miliar untuk negara Palestina yang baru lahir, Trump yakin dapat “melunakkan” perlawanan rakyat Palestina. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,063