Rindu Sendiri
Redup dalam sunyi
Gelap dalam sepi
Tempias rindu
Yang menengadah culas dalam diam
Curam sang waktu
Kian membawa dalam
Rintihan rindu dengan debar lara
Geram bodoh menjadi saksi
Tulus yang tersisih
Rindu yang teracuh
Wangon, 28 Desember 2018
Tetes Rindu
Mendung tengah menampakan diri
Pada langit luas penuh kelabu
Tetes bening yang kian menerpa lembut
Pada tiap wajah insan yang jauh
Hadirnya
Menyeruakkan jutaan rindu
Dengan pilu tanpa temu
Wangon, 14 Januari 2019
Resah Rindu
Riuh sendiri namun sepi
Bertaruh dengan rindu yang bergemuruh
Hati bagai tak berhati
Sayu
Seumpama sinar nan meredup
Tak tahu tawa tak tahu rasa
Hanya tahu rindu
Yang kian menyua
Purwokerto, 30 Agustus 2019
Mentari dan Cinta
Mentari cerah menyuarakan bahagia
Menjadi saksi
Akan hebatmu dan cintamu
Ia berseru dalam tempatnya
Hangat dari dirinya
Mencetus tawa dalam cinta
Wangon, 3 Febuari 2018
Kamu
Kamu
Bukanlah senja
Yang hanya datang sesaat
kemudian pergi
Ketika malam menyapa
Kamu
Bukanlah hujan
Yang datang saat kelabu datang
Dan pergi saat cerah menyapa
Kamu
Bukanlah kopi
Yang terasa begitu pahit tanpa gula
Dan akan terasa manis jika diberi gula
Karena kamu adalah kamu
Kamu
Yang selalu kusebut dengan kamu
Kamu yang lebih menawan dari senja
Lebih menyejukkan dari hujan
Dan jauh lebih manis dari kopi
Karena kopi adalah pahit
Dan kamu adalah hal termanisku
Wangon, 13 Juni 2018
Patah
Sunyi terpeluk nan tertutup
Lingkar lengan erat pada lutut
Tenggelam diam tanpa suara
Yang menuai tangis tanpa air
Tinggalah patah tertera
Dengan tak jera terus mencekat
Memangkas tawa tanpa berbekas
Patah ringkih mengaduh lara
Wangon, 3 Febuari 2018
Penulis: Atika Zami Fauzia