Puisi

Puisi: Rindu Sendiri, Mentari dan Cinta

puisi, puisi cinta, luqman baday, kumpulan puisi, puisi indonesia, nusantaranews
Bunga sebagai simbol cinta. (Foto: Eriec Dieda/NUSANTARANEWS.CO)

Rindu Sendiri

Redup dalam sunyi
Gelap dalam sepi
Tempias rindu
Yang menengadah culas dalam diam

Curam sang waktu
Kian membawa dalam
Rintihan rindu dengan debar lara

Geram bodoh menjadi saksi
Tulus yang tersisih
Rindu yang teracuh

Wangon, 28 Desember 2018

Tetes Rindu

Mendung tengah menampakan diri
Pada langit luas penuh kelabu
Tetes bening yang kian menerpa lembut
Pada tiap wajah insan yang jauh
Hadirnya
Menyeruakkan jutaan rindu
Dengan pilu tanpa temu

Wangon, 14 Januari 2019

Resah Rindu

Riuh sendiri namun sepi
Bertaruh dengan rindu yang bergemuruh
Hati bagai tak berhati
Sayu
Seumpama sinar nan meredup
Tak tahu tawa tak tahu rasa
Hanya tahu rindu
Yang kian menyua

Purwokerto, 30 Agustus 2019

Mentari dan Cinta

Mentari cerah menyuarakan bahagia
Menjadi saksi
Akan hebatmu dan cintamu
Ia berseru dalam tempatnya
Hangat dari dirinya
Mencetus tawa dalam cinta

Wangon, 3 Febuari 2018

Kamu

Kamu

Bukanlah senja
Yang hanya datang sesaat
kemudian pergi
Ketika malam menyapa

Kamu
Bukanlah hujan
Yang datang saat kelabu datang
Dan pergi saat cerah menyapa

Kamu
Bukanlah kopi
Yang terasa begitu pahit tanpa gula
Dan akan terasa manis jika diberi gula

Karena kamu adalah kamu
Kamu
Yang selalu kusebut dengan kamu

Kamu yang lebih menawan dari senja
Lebih menyejukkan dari hujan
Dan jauh lebih manis dari kopi
Karena kopi adalah pahit
Dan kamu adalah hal termanisku

Wangon, 13 Juni 2018

Patah

Sunyi terpeluk nan tertutup
Lingkar lengan erat pada lutut
Tenggelam diam tanpa suara
Yang menuai tangis tanpa air

Tinggalah patah tertera

Dengan tak jera terus mencekat
Memangkas tawa tanpa berbekas
Patah ringkih mengaduh lara

Wangon, 3 Febuari 2018

 

 

 

 

Penulis: Atika Zami Fauzia

Related Posts

1 of 829