Spiritual

Berkata Jujur

puisi cinta, sebening embun, cinta sebening embun, puisi indonesia, puisi nusantara, nusantaranews, silivester kiik
Embun pagi. (Foto: Endnov)

Berkata Jujur. Berperilaku jujur terkadang sangat pahit pada awalnya, tetapi percayalah, buah manis akan kita dapat di akhirnya. Perilaku tidak jujur hanya dapat menghindarkan kita dari masalah secara sementara, bukan untuk menghilangkannya, bahkan akan menambah rumit masalah tersebut.

Sekali kita bersikap tidak jujur, maka suatu saat kita akan berada lagi dalam kondisi untuk menambah ketidak jujuran untuk menutupi ketidak jujuran yang dilakukan sebelumnya.

Ada beberapa hikmah perilaku jujur yang dapat kita petik antara lain sebagai berikut perasaan nyaman dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, nyaman, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.

Kehidupan yang semakin keras dan penuh persaingan, telah membawa kepada sikap pragmatis dengan menanggalkan kejujuran dan menghalalkan segala cara untuk meraih kemewahan dan kesenangan materi. Di kalangan masyarakat terdapat sebuah pandangan yang mengatakan kalau orang berperilaku jujur dan lurus maka dia akan dijauhi, tidak disukai, dan hidupnya susah.

Paradigma semacam ini harus dihilangkan. Kejujuran seakan sudah menjadi barang mahal di zaman kita sekarang. Banyak orang begitu mudahnya berbohong, tanpa merasa bahwa akan ada konsekuensi yang jelas merugikan dirinya sendiri dan orang lain dari kebohongan yang dilakukannya. Jika kita mengikuti kabar berita baik media cetak maupun elektronik setiap harinya, kita akan mendapati begitu banyaknya tindak pidana korupsi yang tidak pernah selesai di negeri ini, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai kejujuran semakin menipis di tengah masyarakat Indonesia.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Ajak Muslimat NU Selalu Berkonstribusi Dalam Pembangunan

Allah SWT berfirman dalam surah at-Taubah ayat 119 “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwa-lah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur”. Suatu perintah yang sangat indah. Yang tentu saja akan membuat kita selalu dalam kebaikan. Sungguh, kejujuran adalah sesuatu yang akan berbuah dengan berbagai kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada syurga. Dan seseorang senantiasa jujur, maka di-catat disisi Allah sebagai seorang yang jujur. Sementara kebohongan akan mengantarkan ke-pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantar-kan kepada neraka. Seseorang yang senantiasa berbohong sampai dicatat baginya sebagai seorang pembohong”. (HR Bukhari dan Muslim).

Seseorang yang senantiasa berbohong bisa menjadi pembohong karena ia akan melakukan kebohongan lanjutan untuk menutupi kebohongan yang disampaikan sebelumnya. Sedangkan se-orang yang jujur, justru akan merasakan ketenangan dalam jiwanya. Tidak ada sedikit pun keraguan karena adanya pertolongan Allah.
Kejujuran akan memberikan pengaruh positif yang sangat banyak dalam hidup kita. Oleh karenanya, sebagai seorang yang beriman, hendaklah kita menjaga sifat jujur ini.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Ajak Muslimat NU Selalu Berkonstribusi Dalam Pembangunan

Bangsa Indonesia adalah bangsa panutan. Rakyat selalu melihat ke atas. Kalau para pemimpinnya jujur dan taat, maka rakyatnya akan meniru mereka. Sebaliknya, kalau tidak jujur, maka rakyat akan menjadi tidak jujur dan kehilangan panutan.

Akibatnya, rakyat meneladani yang mereka lihat di televisi dan di lingkungannya. Inilah yang dialami bangsa Indonesia. Maka untuk memperbaiki dan menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia, sudah saatnya para pemimpin di semua tingkatan, para birokrat/pegawai, dan pejabat negara, haruslah mencontoh dan meneladani kejujuran Nabi Muhammad SAW dan mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari.

Kebohongan tidak jarang membuat campur-aduknya antara yang hak (kebenaran) dan yang bathil. Sesuatu yang bathil bisa tampak seolah sebagai kebenaran karena kepandaian membuat rekayasa dan kamuflase. Mungkin memang sulit, tapi harus kita lakukan agar hidup kita menjadi berkah baik di dunia maupun di akhirat. Kita juga harus menyadari dan mengetahui akibat dari kebohongan sehingga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Ajak Muslimat NU Selalu Berkonstribusi Dalam Pembangunan

Firman Allah: “Ketahuilah, laknat Allah atas orang-orang yang dusta.” (QS Ali Imran: 61). Rasulullah SAW mengingatkan: “Berkata benar membawa ketenteraman, sedangkan berbohong menimbulkan ketidak-tenangan.”

Mari kita tegakkan kejujuran dan berhenti membohongi diri sendiri atau orang lain. Kejujuran bukan sekadar slogan dan retorika, tapi harus menjadi karakter dan kultur masyarakat. Kalau hal itu dilakukan, maka rakyat akan mencontoh kepada para pemimpin dan inilah awal munculnya pemerintah yang bersih. Pemerintah yang bersih merupakan syarat mutlak terciptanya masyarakat adil dan makmur yang menjadi tujuan Indonesia merdeka.

Penulis: Aji Setiawan

Related Posts

1 of 3,050