Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Rizal Ramli: Sulit untuk Menarik Investasi

Rizal Ramli (Foto Dok. Rusman)
Ekonom senior, Rizal Ramli (tengah). (Foto: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tanggapi kekesalan Presiden Joko Widodo soal sejumlah investasi Cina di Indonesia dicabut, ekonom senior Rizal Ramli menilai akan sulit menarik investasi asing jika pertumbuhan ekonomi di dalam negeri stagnan di angka 5 persen.

Kecuali, lanjut Rizal Ramli, investasi asing mau bersedia masuk di Indonesia dengan catatan ada faktor pemikat yakni dengan adanya kekayaan Sumber Daya Alam.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi era Presiden Gus Dur ini melihat selama ini pendekatan yang digunakan pemerintah masih terlalu umum. Rizal Ramli menyarankan perlu adanya target yang spesifik dalam kasus ini.

“Jika ekonomi hanya tumbuh 5%, sulit untuk menarik investasi kecuali di Sumber Daya Alam. Pedekatan selama ini terlalu umum dan ‘gelondongan’, perlu specific targeting, corporate marking untuk jadi target persuasi. Ketua BKPM tidak cukup kuasa, perlu Menteri Investasi Jokowi,” ungkap Rizal Ramli dikutip redaksi melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (5/9/2019).

Sebelumnya Presiden Jokowi mengaku merasa kesal lantaran investasi yang masuk ke Indonesia kalah dari negara tetangga. Bahkan sedikitnya 33 perusahaan Cina keluar dari Indonesia dan pindah ke sejumlah negara-negara tetangga.

Baca Juga:  Dorong UMKM Binaan Ekspor ke Jepang, Bank UMKM Jatim Jalin Kerja Sama Atase Perdagangan RI di Tokyo

“Catatan yang kemarin disampaikan Bank Dunia kepada kita, dua bulan yang lalu, ada 33 perusahaan di Tiongkok keluar (direlokasi ke negara lain),” kata Jokowi, Rabu (4/9) saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta Pusat dikutip dari detik.com.

Sementara itu pengamat ekonomi UI, Fasal Basri mengatakan tak setuju jika investasi asing di Indonesia kecil. Faisal mengatakan jumlah investasi asing di Indonesia terbilang paling tinggi di level ASEAN.

“Dibanding ASEAN, levelnya kita tertinggi soal jumlah investasi. Kita cuma kalah dari Cina. Intinya Indonesia masih keren soal investasi asing,” kata Faisal di Jakarta, Selasa (14/8) lalu.

Baca Juga:  Operasi Pasar Atasi Kelangkaan Gas Subsidi di Kabupaten Pidie Jaya

Pewarta: Romadhon
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,060