NUSANTARANEWS.CO – Dihajar jet tempur Suriah, militer Turki bersikeras bertahan di Morek. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy pada hari Kamis (22/8) mengatakan bahwa kehadiran militernya di Pos Pengamatan Kesembilan di kota Morek di Suriah tetap akan dipertahankan meski pasukan pemerintah Suriah telah mengambil kendali atas kota Khan Sheikoun yang terletak di provinsi Idlib barat laut negara itu.
Namun Aksoy tidak berkomentar ketika ditanya bagaimana pos pengamatan di kota Morek seharusnya terus berfungsi setelah kota berada di bawah kendali Damaskus
Menurut sumber militer setempat, sejak hari Rabu pasukan elit pemerintah Suriah sekarang telah benar-benar mengepung kota-kota Latmenah, Kafr Zita, Latmeen dan Morek di utara provinsi Hama, yang berbatasan dengan Idlib di barat daya.
Dilaporkan pula bahwa pasukan pemerintah Suriah telah mengontrol desa-desa penting di Utara Hama setelah melakukan ofensif lebih dalam seperti: Kafr Zita, Ltamenah, Latmeen, Tal Fas utara Hama.
“Sekarang tentara Suriah mengambil kendali atas desa-desa Kafr Zita, Ltamenah, Latmeen, Tal Fas di utara Hama,” kata sumber itu. Hanya tiga kota di utara Hama yang belum dibebaskan, yaitu Morek, Lahaya dan Maarkaba, tambahnya.
Morek yang merupakan pos pengamatan Turki kesembilan termasuk kota yang berada dalam pengepungan ketat pasukan pemerintah Suriah dalam beberapa hari ini.
Angkatan Udara Suriah sempat membom konvoi pasukan militer Turki pada hari Senin (19/8), ketika konvoi itu memasuki kota Saraqib menuju Khan Sheikoun di Idlib. Mengutip media pemerintah Suriah mengatakan, “Konvoi militer itu menuju ke Khan Sheikhoun yang dikuasai teroris untuk membantu para teroris.” Militer Suriah menyebut tindakan itu sebagai agresi, kutip kantor berita Reuters
Pada hari Rabu (21/8) dikabarkan bahwa tentara Suriah telah mengepung kekuatan para teroris di pemukiman di utara provinsi Hama, di selatan kota Khan Sheikhoun, dan pada hari Kamis, pasukan pemerintah Suriah telah berhasil mengambil kembali kendali atas Khan Sheikhoun.
Dengan keberhasilan ini pasukan pemerintah Suriah telah menduduki posisi kunci di sekitar Khan Sheikoun dan memotong jalur pasokan kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham.
Kemenangan demi kemenangan pasukan pemerintah Suriah yang mendapat dukungan Rusia dan Iran di berbagai medan pertempuran lambat laun dapat merusak hubungan antara Rusia dan Turki. Padahal hubungan kedua negara tersebut sedang berkembang di tengah memburuknya hubungan AS-Turki.
Pukulan terakhir terhadap Idlib tentu mengundang risiko tersebut. Turki menghadapi dilema kemungkinan akan bertentangan dengan dua kekuatan besar di Suriah.
Menurut Kristian Brakel, direktur Turki untuk Heinrich Boll Foundation yang berbasis di Jerman, mengatakan kepada The Media Line bahwa Turki kemungkinan ingin meningkatkan personil di sekitar Idlib untuk mencegah serangan di wilayah tesebut.
Hal ini tampaknya sebagai upaya untuk memberi sinyal ke Rusia dan Suriah bahwa mereka tidak dapat merebut kembali Idlib. Namun, langkah seperti itu berisiko mendapat serangan udara seperti hari Senin.
Turki memang berkepentingan untuk mengusir milisi bersenjata Kurdi YPG yang di dukung AS agar segera keluar menjauh dari perbatasan Turki-Suriah. Sekaligus juga berupaya menghindari pelarian teroris ke wilayah negaranya bila terjadi serangan besar-besaran pasukan pemerintah Suriah ke Idlib dalam waktu dekat. (Agus Setiawan)