PolitikPuisi

Fahri Hamzah Bikin Puisi Berjudul Puisi dan Tragedi

fahri hamzah, garbi, kegelisahan, nusantaranews
Fahri Hamzah. (Foto: Instagram/Fahri Hamzah)

NUSANTARAANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah membuat sebuah puisi berjudul Puisi dan Tragedi yang diunggahnya ke media sosial miliknya, Rabu (29/5/2019).

Puisi dan Tragedi

Mari menulis puisi…
Di senja demokrasi kita..
Mari menulis sastra..
Di antara kekejaman dan api yang membara…

Nama pertamaku adalah kebebasan…
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa…
Maka segala intimidasi dan penindasan harus kita lawan…
Dan apabila nama akhirku ada dalam kematian maka biarlah…
Karena hidup harus mulia…

Aku pernah mendengar suara mesin perang yang menderu berabad-abad…
Pernah melihat kekejaman bangsa sendiri yang mencekam dan kejam…
Lalu kebebasan datang…
Kita semua berpesta merayakan zaman baru yang menjanjikan…
Tapi kekuasaan datang lagi mengancam…

Kenapa kita lupa belum lama?
Seperti mengidap semacam amnesia…
Lupa dengan sepatu laras panjang…
Lupa dengan peluru tajam…
Lupa dengan moncong senjata yang membuat mulut diam…
Lebih lagi…
Kita lupa bahwa kebebasan kita berbayar nyawa dan air mata…

Baca Juga:  Sikap Blater, Kader PKB Madura Wajib Menangkan LuMan di Pilgub Jawa Timur

Kawan,
Kisah Kita tentang pulau-pulau hijau… tentang biru langit dan biru laut dan biru hatiku mencintaimu kasihku… apakah kau mencintai negeriku? Apakah kau mencium harum bunga warna warni kehidupan kami dan taman hijau kami yang teduh?
Kau tak katakan,
Aku tau.

Setiap aku mendengar dan merasa bahwa kau membenci ku…
Aku datang membawa cinta…
Dan aku akan tetap datang…
Bunga-bunga akan tetap merekah..
Taman akan tetap hijau dan mewangi…
Kebencianmu membuat aku bangun merekah dan seterusnya begitu… aku harus..!

Aku teroris?
Aku makar?
Aku teroris bagi hatimu yang penuh kebencian…
Tapi aku membawa air bagi hatimu yang terbakar…
Aku makar karena bicara benar.
Aku adalah gangguan dalam hasrat berkuasa mu yang dangkal…
Aku menyerah kita terbakar…
Biarlah aku…

Katakan kepadaku bagaimana kami harus berkata?
Katakan pada kami bagaimana yang benar bagimu?
Bagaimana menyatakan kekecewaan?
Bagaimana membantahmu?
Bagaimana menyajikan kenyataan yang lain dari yang kau tau?
Apakah kau ingin kami diam?
Bagaimana cara diam?

Baca Juga:  Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Dukung Cagub Risma di Pilgub Jatim

Aku adalah bendera kebebasan.
Aku adalah target senjatamu.
Peluru karet mu menulis tato di tubuhku.
Darahku adalah tinta jurnalisme kebebasan.
Takkan henti mengalir.
Aku berjanji kepada yang mati dan terluka.
Aku akan datang membuat perhitungan!

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,073