NUSANTARANEWS.CO – Presiden AS Donald Trump membantu petani Amerika. Paket bantuan senilai US$ 16 miliar tersebut, diumumkan pada hari kamis (23/5), di Gedung Putih guna membantu petani-petani Amerika. Paket bantuan ini bertujuan untuk mengimbangi kerugian di tengah perang dagang AS dengan Cina agar pertanian Amerika tetap bergairah dan berkembang.
Presiden Trump juga mengatakan kepada lebih dari selusin petani yang hadir saat pengumuman bahwa, “dirinya merasa terhormat telah melakukan ini semua untuk Anda.” Trump juga menambahkan bahwa alokasi dana untuk para petani ini karena “perdagangan sangat tidak adil bagi mereka.”
Sebagai pendukung politiknya, Trump mengatakan bahwa, Cina telah “tidak adil terhadap negara ini.”
Sekretaris Pertanian Sonny Perdue mengatakan US$ 14,5 miliar dari US$ 16 miliar akan dibayarkan langsung kepada produsen, yang telah terpukul akibat perang dagang tersebut. “Paket ini akan menjamin petani tidak akan menanggung beban” dari perang dagang, kata Perdue.
Perdue mengakui bahwa para petani telah terpukul keras oleh meningkatnya persaingan perdagangan dengan Beijing, tetapi ia mengatakan bahwa Presiden Trump telah bekerja keras untuk melindungi mereka dari dampak terburuk.
“Kita semua berharap pembaruan atau penandatanganan perjanjian perdagangan yang adil,” kata Perdue. “Saya tidak dapat mengingat seorang presiden yang lebih peduli pada kesejahteraan petani. Kami bekerja keras untuk menilai kerusakan perdagangan dan paket ini memastikan para petani tidak akan menanggung beban terbesar.”
Paket ini sebetulnya, merupakan bailout kedua bagi para petani setelah bailout pertama sebesar US$ 12 milyar pada bulan Juli, sebagai bentuktanggap darurat.
Sementara paket bantuan terbaru akan dibayarkan kepada petani dalam tiga kali angsuran: pembayaran pertama pada bulan Juli atau Agustus. Pembayaran lebih lanjut akan dilakukan pada bulan November dan terakhir pada Januari 2020, dengan asumsi tarif masih berlaku pada saat itu, kata Wakil Menteri Pertanian Produksi dan Konservasi Bill Northey kepada wartawan.
Para petani menyadari bahwa bailout tersebut tidak akan menutupi kerugian akibat perang dagang yang berkepanjangan dengan Cina. Akan tetapi cukup untuk membuat perbedaan dalam mempertahankan perkembangan pertanian dan bertahan hidup.
Para petani juga berharap bahwa AS dan Cina segera mencapai kesepakatan. Di luar itu, sebelum perang dagang dimulai, para petani di seluruh Amerika sebetulnya tengah mengalami jatuhnya pendapatan, terutama akibat turunnya harga-harga komoditas, meningkatnya utang, perubahan iklim yang aneh, banjir bersejarah di Midwest dan hujan yang telah menunda penanaman musim semi diseluruh negeri. (Alya Karen)