Budaya / SeniPuisi

Akhir Dari Penantian, Senja Mengambang di Pantai Sadeng

Senja Mengambang di Pantai Sadeng. (FOTO: Dok. Bacaekon.com)
Senja Mengambang di Pantai Sadeng. (FOTO: Dok. Bacaekon.com)

Puisi Lulu Aulia Alwidad

Akhir Dari Penantian

Ember lusuh di pinggir rumahmu
Berdiri menengadah
Warnanya telah di banjiri air hujan
Warga sekitar memanggilnya ” lusuh ”
Ribuan hujan menghujam dirinya
Sengat matahari membuatnya lemah
Dibakar tanpa terhitung waktu yang melintas
Jam pasir ku telah usai berhitung
Pagi ini berbeda
Ember lusuh itu hilang, pergi bersama kekasih barunya
“Aku ada di pinggir rumahmu, tapi aku tidak ada didalamnya”
Si ember lusuh itu berucap pada cermin

Purwokerto, 16 Maret 2019.

Lampu Mati

Sunyi temaram lampu
Cahaya disudut ruang senja
Kita membuat siluet bersama
Kupu kupu, belalang, anjing, dan ular
Mereka terasa nyata
Walau berasal dari tarian tangan
Karena lampu temaram
Kita dalam satu ruangan
Tak berpindah takut tertelan gelap
Sunyi namun hangat berkumpul
Karena lampu temaram
Kita menyeduh kopi dalam lingkaran cahayanya
Tersenyum di balik pancaran apinya.

Purwokerto, 16 Maret 2019.

Langit Malam Bercerita

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Bulak tidak percaya diri dengan bentuk bulatnya
Ia selalu berubah ketika diejek oleh tanggal
Bintang tidak percaya diri karena kebesarannya
Hingga ia menghindar jauh
Langit menatap mereka dengan luasnya
Sungguh lucu kebodohan ini
Langit selalu menerima mereka disinggasananya
Namun ada kalanya langit malam sendiri menepi
Namun setia matahari yang masih menghangatkan
Dibalik malam yang bersembunyi.

Purwokerto, 15 Maret 2019.

Pembatas dan Jarak

Anggota tubuh
Kau bagai mata
Melihat seluruh penjuru dunia
Melihat kemewahan senja
Melihat sendunya malam
Aku hidung yang berada didekatnya
Di hadapanmu..
Satu wajah dan selalu bersama
Tapi tak pernah menyapa

Purwokerto, 16 Maret 2019.

Senja Mengambang di Pantai Sadeng

Ombak menjulur mendesis
Membelai karang pinggir laut
Telah tiba waktu…
Tamu yang melintas di langit bumi
Senja namanya
Aku duduk di tepi bumi
Memandangnya membawa warna keemasan
Senja membiaskan cahayanya pada lautan
Hingga waktu terkikis
Cahaya senja, termakan keremangan malam sendu
Batu karang bersiluet
Tubuh dan bayanganku, menyatu dengan gelapnya malam
Burung berpulang kerja
Kegelapan membentang lebar
Menggelapkan separuh semesta
Sunyi, sepi namun menenangkan
Dan malam menduduki singgasana langit

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Purwokerto, 16 Maret 2019.

Lulu Aulia Alwidad, lulusan MTs Al-Hikmah 2, dan MA Sirnarasa di Ciamis Tasikmalaya Jawa barat. Kini melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,187