Budaya / SeniPuisi

Lenyap Oleh Gelap – Puisi Rema Fadia Haya

Lukisan karya I Ketut Budiana (Duka di Pelupuk Mata/Ilustrasi). FOTO: Istimewa
Lukisan karya I Ketut Budiana (Duka di Pelupuk Mata/Ilustrasi). FOTO: Istimewa

Tepat Sasaran

Beberapa lensa pembidik
Membidik mangsa
Tepat sasaran
Beberapa diantaranya
Menangkap sisi indah parasnya
Lain dengan engkau
Sedang memotret apakah engkau ?
Wajahku atau hatiku ?
Bukan wajahku
Melainkan hatiku
Yang tak lagi ada benteng pertahanan

Purbalingga, 12 April 2018

Sang Angan

Semesta sedang dingin-dinginnya
Gerimis tak kunjung reda
Bayang tentangmu hilir mudik di kepala
Membuatku mereview semuanya
Semerbak wangimu melambai
Menari terbawa angin
Merasuk ke dalam angan
Sketsa wajahmu nampak tersenyum
Bahkan menertawakanku
Aku yang masih merindukanmu
Langit menghentikan tangisnya
Awan berarak dan dunia bergerak
Tokoh berperan kecewa
Muncul dalam slide memori
Mengetuk sanubari
Menghapus ilusi
Dan memusnahkan imajinasi

Purbalingga, 1 September 2018

Lenyap oleh Gelap

Senja memperindah siluetmu
Bayangmu indah menawan, tapi
Garis senyum bibirmu tak nampak
Rupanya kau sedang menutup diri
Kau pandai menipu
Gelap hitam pekat
Bahkan rona bahagia
Tak lagi terlihat
Kemarilah, duduk denganku
Pahit kopimu menanti senyum manismu

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Purwokerto, 7 Februari 2019

Sisa Semalam

Bumi dipijaki langkah-langkah
Percikan peluh iringi langkah
Jiwa kuat penuh gairah
Layak tak layak tiada resah
Air mata mengering
Ditanduskan kemiskinan
Rintih lapar kerap terdengar
Orang-orang tidur di bahu kota
Mati tak berdaya
Berteduh dari tangis
Dan ratapan sisa semalam

Purbalingga, 10 Februari 2019

Sebab Sadar

Pelabuhan akhir sedari awal
Awal untuk mengakhiri
Akhir untuk mengawali
Pada saatnya tiba
Kapal pengangkut juang
Tiba di sebuah dermaga
Beberapa menetap
Beberapa singgah
Kemudian melanjutkan perjalanan
Sebab sadar
Tak ada pejuang berhenti di tengah

Purwokerto, 11 Februari 2019

Takkan Asing

Apakah esok semesta masih sama?
Langit biru nan damai
Silir sejuk merasuk dalam sanubari
Burung yang nampak lalu lalang
Nyanyiannya buat hati tenang
Syahdu
Esok bagaimana?
Tiga empat tahun ke depan
Burung terbang ada saingan
Burung raksasa dengan kendali manusia
Datang dan pergi dari landasan di pinggir desa
Bising takan lagi asing

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Purbalingga, 12 Februari 2019

Rema Fadia Haya, lahir di Purbalingga 10 Desember 2000. Beralamat di Desa Tidu RT 01 RW 02, Bukateja, Purbalingga. Sekarang menempuh pendidikan S1 di IAIN Purwokerto Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah Fb: Rema Fadia Haya, Instagram: @remaaafh.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,188