NUSANTARANEWS.CO – Kepala Seksi Pusat Logistik Berikat (PLB) Direktorat Fasilitas Kepabeanan DJBC Dorothea Sigit memastikan Oktober 2016 mendatang paying hukum pembentukan Indonesian Commodity and Derivatives Exchange ICDX Logistik Berikat (ILB) siap beroperasi. Oktober 2016, aturan semua lengkap sehingga ILB bisa beroperasi, kata Dorothea, Kamis (18/8/2016).
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) mengkonfirmasi bahwa dalam waktu dekat Indonesia akan punya pusat logistik timah pertama.
Kata dia, ILB dibangun di atas lahan seluas 15.141 meter persegi. Tempatnya di Marunda, Jakarta Utara. Dan luas gudang mencapai 1.200 meter persegi.
Timah, akan menjadi komoditas perdana yang disiapkan pemerintah, kata Direktur Utama ICDX, Megain Widjaja yang merupakan pengelola ILB.
Megan memastikan Indonesia adalah negara kedua yang memproduksi timah terbanyak di dunia. Hanya saja, Indonesia, kata Megan, belum dominan dalam menentukan harga timah itu. “Ini tahap awal, ini untuk menampung timah. Indonesia memproduksi 70 persen timah tapi tidak ada andil dalam menentukan harga. Tapi volatilitas harga timah sekarang lebih stabil, sekitar 15 persen volatilitasnya,” papar dia.
Sekadar informasi, secara global Indonesia menyumbang 26 persen produksi timah dunia, bahkan untuk ekspornya 70 persen dunia dikuasai Indonesia. Anehnya, seperti dikatakan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi di CNN, harga timah leboih ditentukan oleh negara lain yang justru produksinya tidak seberapa dibandingkan Indonesia. Untuk semester I 2016 ini, ICDX telah memperdagangkan 32.600 ton timah.
Untuk itu, pemerintah memang sudah seharusnya menentukan harga timah jika memang Presiden Joko Widodo khawatir harga timah akan dipermainkan akibat pasar dunia dikuasai komoditas timah ilegal, seperti dikatakannya Juni 2015 tahun lalu. (eriec dieda)