Traveling

Ziarah Situs Sejarah Tempo Dulu Edisi Siti Hinggil

NUSANTARANEWS.CO – Bagi para pecinta traveling, kurang lengkap saat berkunjung ke Alun-Alun Kidul, jika tidak menyambangi situs sejarah Siti Hinggil. Siti Hinggil merupakan situs sejarah yang merekam banyak aktifitas Sultan dan orang-orang keraton Ngoyogyakarta pada masanya. Letaknya persis di sisi utara Alun-Alun Kidul.

Kata Siti Hinggil dalam  bahasa Jawa berarti tanah yang tinggi. Siti Hinggil memang berwujud tanah yang permukaannya lebih tinggi dari alun-alun kidul. Pada zamannya, di komplek ini terdapat bangunan bangsal, dan di tengah bangsal itu terdapat dampar (tempat duduk) terbuat dari batu yang disebut Sela Gilang.

Di bawah kuncung atap yang menjorok ke selatan juga terdapat dampar Sela Giling, dan di sinilah dahulu Sri Sultan duduk untuk melihat latihan prajurit yang digelar di alun-alun kidul. Di halaman sekitar bangsal ditanam pohon mangga Cempora, kembang Soka dan pohon Gayam. Pada sisi utara terdapat Regol Semar Tinandu, jalan satu-satunya yang menghubungkan dengan komplek Kamandhungan Kidul.

Bangsal tersebut, sejak tahun 1956 telah berubah menjadi gedung yang hingga sekarang disebut Sasana Hinggil Dwi Abad. Dinamakan demikian, karena gedung ini dibangun, menurut prasasti yang tertulis di situ, adalah untuk memperingati 200 tahun kota Yogyakarta (7 Oktober 1756 – 7Oktober 1956).

Pemanfataan gedung itu hingga sekarang adalah untuk fasilitas umum, terutama untuk kegiatan seni dan olahraga. Kini nama Sasana Hinggil lebih dikenal dari pada nama aslinya Siti Hinggil.

Pada sisi kanan dan kiri gedung terdapat jalan kecil yang mengelilingi kemudian bertemu di belakang gedung, dan inilah yang disebut jalan Pamengkang. Posisi jalan Pamengkang tersebut masih asli seperti sebelum gedung dibangun. (Adhon MK)

Related Posts

1 of 11