NUSANTARANEWS.CO – Bagi yang gemar traveling di tempat-tempat bersejarah, Alun-Alun Kidul Kota Yogyakarta bisa menjadi alternatif pilihan untuk dikunjungi. Letaknya berada di area komplek keraton, menempatkan Alun-Alun Kidul memiliki nilai historis tersendiri.
Secara definitif Alun-Alun memiliki arti lapangan, sedangkan Kidul bermakna selatan. Alun-Alun Kidul ini berupa lapangan berumput dengan dua pohon beringin di tengahnya. Orang-orang keraton sering menyebut dua pohon beringin tersebut sebagai Supit Urang.
Dulunya Alun-Alun Kidul ini difungsikan sebagai pusat latihan para prajurit keraton. Sehingga tertutup bagi warga. Namun seiring perubahan waktu, Alun-Alun Kidul dibuka untuk umum.
Keadaan lapangan hasil peninggalan Kasultanan Ngayogyokarto itu, kini dilingkari jalan beraspal yang seakan menjadi batas tepinya. Di sekitar Alun-Alun ditanami mangga pakel dan kweni sebanyak 50 pohon, serta pohon gayam sebanyak 8 pohon.
Pada sisi barat Alun-Alun terdapat kandang gajah. Untuk mengakses lokasi ini terdapat lima jalan masuk. Antara lain bisa melalui Jl. Langenastran Lor, Langenastran Kidul di sebelah timur, Jl. Ngadisuryan, Patehan di sebelah barat, dan Jl. Gading di sebelah selatan.
Saat berkunjung ke tempat ini, sisa-sisa peninggalan sejarah beberapa abad silam masih dapat kita rasakan, sekalipun sekarang beralih fungsi sebagai tempat nongkrong yang paling asyik di Jogja. Ada wahana permainan sepeda hias yang ditawarkan disana.
Saat malam hari, kita akan menjumpai eksotisme kota Jogja yang bersahaja di Alun-Alun ini. Kita juga bisa kongkow-kongkow bareng sama teman, sambil menikmati hangatnya wedang ronde.
Atau menjajal masangin, yakni sebuah permainan dimana mata ditutup menggunakan kain, kemudian kita disuruh berjalan untuk mengampiri dua buah beringin yang berada di tengah Alun-Alun. Dipercaya, siapapun yang bisa sampai ke salah satu pohon beringin dengan mata tertutup, maka apa yang diinginkan terkabul. (Adhon MK)
