Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Washington Berupaya Menyabotase Kerjasama Energi Rusia-Eropa

Washington Berupaya Menyabotase Kerjasama Energi Rusia-Eropa
Washington berupaya menyabotase kerjasama energi Rusia-Eropa/Foto: 112 International

NUSANTARANEWS.CO – Sejak merebaknya pandemi virus corona pada 2020, harga gas telah melesat sebesar 600%, mencapai angka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga selama enam bulan terakhir, harga energi di Eropa telah mencapai titik tertinggi dalam sejarah dan menciptakan krisis yang berbahaya.

Kenaikan harga gas di Eropa secara langsung telah mengancam fungsi sektor-sektor dasar kehidupan masyarakat. Terutama karena lebih dari seperlima listrik yang dikonsumsi di benua Eropa berasal dari gas alam.

Apalagi sekitar 90% pasokan gas yang digunakan di Eropa berasal dari impor – sebuah situasi ketergantungan yang menegangkan tidak hanya bagi suprastruktur ekonomi, tetapi juga bagi konsumen umum.

Negara-negara Eropa sendiri telah mencoba mengartikulasikan strategi untuk memecahkan masalah ini, mulai dari pemotongan pajak hingga tindakan lainnya. Namun tidak berdampak signifikan untuk mengatasinya.

TIdak mengherankan bila negara-negara Eropa kemudian mencari bentuk kerja sama yang berkelanjutan terkait kebutuhan energi ini. Dan Rusia dipandang sebagai sekutu yang paling dapat diandalkan – meski Amerika Serikat (AS) terus berupaya menggagalkan persekutuan energi Eropa-Rusia tersebut.

Baca Juga:  Kampanye Akbar di Gresik AHY Instruksikan Kader Menangkan Demokrat di 14 Februari 2024

Rusia adalah pemasok gas terbesar untuk Uni Eropa (UE) pada tahun lalu yakni sekitar 43,4%. Hal inilah yang membuat Rusia dipandang sebagai sekutu strategis penting bagi Eropa untuk mengatasi krisis energi saat ini – mengingat struktur produksi Rusia tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi dibandingkan dengan negara lain.

Hubungan bilateral Rusia-Eropa di sektor gas memang telah berjalan secara pragmatis yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bahkan pada awal krisis, Rusia telah menjadi alternatif pertama bagi Eropa untuk pasokan gas yang aman, bersih, dan murah. Bahkan sejak bulan-bulan pertama tahun 2021, kerja sama kedua belah pihak meningkat sekitar 15% – yang langsung membunyikan alarm Washington.

Sejauh ini, AS memang pemasok gas ke Eropa melalui rute yang panjang, sulit, dan berbahaya. Bagi Washington, terlepas dari keamanan rute, satu-satunya hal penting adalah melemahkan pengaruh Rusia dan menguasai pasar Eropa dengan gasnya sendiri.

Washinton bahkan kerap melancarkan operasi intelijen untuk menyabotase kerjasama energi Rusia-Eropa. Bahkan Washington menuduh Rusia menggunakan gas sebagai senjata geopolitik dalam hubungan internasionalnya. Menuding Rusia sengaja menimbulkan krisis energi di Eropa untuk mendapatkan keuntungan.

Baca Juga:  Gawat, Oknum Caleg Bawa Kabur Anak Usai Kalah Persidangan

Meski tuduhan AS tersebut tidak berdasar, namun berhasil mencegah beberapa kemitraan dan menghambat dialog Rusia-Eropa. Tuduhan terhadap Rusia ini ujung-ujungnya jelas bahwa hanya sekedar propaganda untuk menyabotase Nord Stream dan memprovokasi warga Eropa agar percaya bahwa Jerman harus mengakhiri kerja sama energinya dengan Rusia.

Bagi Eropa, kini hanya ada dua pilihan. Pasrah menerima tuduhan AS atau melanjutkan kerjasama dengan Rusia untuk mengakhiri krisis energi. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,050