Budaya / SeniPuisi

Wangi Toko dan Nasihat Curug – Sepilihan Puisi Sri Wahyuni

Jose dan buku-bukunya/Getty Images/Guillermo Legaria
Jose dan buku-bukunya/Getty Images/Guillermo Legaria

Wangi Toko

 

Saat nafas menyapa

Debu merangkul waktu berlarian dengan angin

Tak kenal lampu lalu lintas

Tergantung surga yang ditawarkan

Tapi wangi toko

Jika beranak sebanyak bintang

Kadang beraroma artis

Sesekali aura bunga mawar mekar

Tak jarang layaknya tempat pembuangan akhir

Tempel sana-sini

Dan nikahi tanah

 

Purwokerto, 18 April 2018

 

Bayangan

 

Musim bayangan berbondong-bondong

Berlarian

Saat pucuknya angkat kesedihan

Kerahkan pasukan hidupi peraduan

Kupu-kupu yang tak pernah kenyang

Mukim dimana-mana

Turut sandiwara

Di atas bayangan

 

Purwokerto, 20 April 2018

 

Nasihat Curug

 

Waktu sedang baik hati

Ikuti arah angin

Arah nurani

Menuju ujung pandang

Terselip bisikan pohon

Untuk ke Curug

Tak apa lelah gerogoti mimpi

Keringat sederas hujan berkali-kali kemarau

Setiba di sana

Aura sejuk menyambut ramah, tebas cemas

Air tak henti bercerita, hidupi suasana dan dunia

Pikiran turut hanyut

Ingar bingar serbuan air jelmakan puisi

Mata tak mau berkedip

Lihat kedung terus dijug curug

 

Purwokerto, 10 Mei 2018

 

 

Memusikalisasi Puisi

 

Kepiawaiannya kini berbuah naik daun

Musik korbankan ruhnya

Agar puisi semakin hidup

Alunan alirkan kata-kata

Mengalur sempurna

Haru sabar dan tulus

Saling berpadu memadu

Sungguh molek

Harmoni merasuk para pemilik hati

Bulu kuduk dunia hormat

Lahirkan cinta puisi

Pun musikalisasi

 

Purwokerto, 8 Mei 2018

 

Kembali Tidur

 

Saat bulan masih malu

Akan aura kecantikan matahari

Orang bertopi tengah sibuk mencari puisi

Dengan bekal ilmu dari burung

Lihai bercengkerama dengan ibu pertiwi

Memadu cinta dengan angin

Dan menari diiringi alunan hujan

Hingga senja menyapa

Ia ingat

Harus manjakan ototnya

Dengan kembali tidur

Tapi dilema bercokol dalam pikiran

Ingin tidur di surga dunia berkasir

Yang cukup kedipkan mata

Atau dipangkuan bunda

Ya rumahlah pemenang hatinya

Walau harus terjang kuasa malam

 

Purwokerto, 3 Mei 2018

 

 

Jalani Jalan-Jalan

 

Fajar kini tlah dewasa

Mata membaca angin

Pikiran kawani dilema

Antara jalani jalan cantik yang asik

Atau jalan kurus nan tandus

Rupanya hati ingin ajak main tantangan

Kaki tinggalkan detik demi detik

Tubuh remaja masih menawan

Walau melawan teman awan

Bahagia semakin luluh

Bisa cicipi puisi yang kian bertebaran

Tumbuhan sambut meminta salaman

Lelah yang tak mau kalah

Rayu pandangan tuk tengok jalan sebelah

Nampak surga yang mereka bawa

Untuk berjumpa mekar mawar

Tetap jalani jalan-jalan

 

Purwokerto, 2 April 2018

 

*Sri Wahyuni. Kelahiran Banyumas 22 Mei 1999. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam dan bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,244