NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Sebagai upaya menumbuhkan jiwa wirausaha bagi kalangan santri dan pemuda, Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep mengadakan pelatihan kewirausahaan. Senin, 03 Oktober 2022.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program Wirausaha Santri Tahun 2022 yang diluncurkan di Pondok Pesantren Al-In’am, Kecamatan Gapura oleh Bupati Sumenep.
Pelatihan wirausaha tersebut diikuti oleh 100 orang santri dan pemuda dari sejumlah pondok pesantren yang tersebar di kota paling ujung pulau garam.
Kepala Disbudporapar, Moh. Iksan menjelaskan bahwa pihaknya memberikan tiga jenis pelatihan sekaligus yaitu, pelatihan membatik, membuat blangkon, dan menjahit.
Dengan demikian, lanjut Kepala Disbudporapar, pelatihan tersebut diharapkan menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan mengasah kemampuan individu santri dan pemuda supaya bisa membuka peluang usaha di kemudian hari.
“Makanya saya meminta agar tidak cukup sampai di sini (pelatihan). Artinya, selesai pelatihan peserta itu betul-betul bisa membatik (kalau yang batik) dan hasilnya bisa dijual,” kata Iksan.
“Insya Allah, kalau saya hitung, minggu pertama Oktober sudah selesai semua,” tambahnya.
Mantan Kabid Pemuda dan Olahraga itu mengungkapkan, pihaknya juga akan memberikan modal usaha serta membantu pemasaran produk yang dihasilkan oleh santri-pemuda.
“Di antaranya kami sudah bekerja sama dengan Diskop UKM dan Perindag agar karya anak-anak ini nanti bisa dibantu pemasarannya,” kata Iksan.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep sedang menggalakkan pemakaian batik khas Sumenep. Sudah sepatutnya hal ini menjadi peluang besar bagi para santri dan pemuda untuk mempromosikan hasil karyanya.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dalam tiga pelatihan yang dikhususkan bagi santri dan pemuda di Sumenep.
“Terima kasih kepada semua pihak telah membantu Pemkab Sumenep melaksanakan pelatihan bagi para santri. Tiga pelatihan yang kami berikan itu, saat ini, memang sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah,” ungkapnya.
Suami Nia Kurnia itu mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan perubahan terkait aturan seragam ASN.
“Untuk hari Jumat batik kita ubah. Batik Sumenep Pakandangan. Motifnya bunga-bunga merah. Hampir sama dengan warna blangkon,” jelasnya.
Hal ini tentu membutuhkan SDM yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan batik dan blangkon ASN Kabupaten Sumenep.
“Makanya, dengan pelatihan ini, kami ingin menambah SDM untuk memproduksi itu semua. Salah satunya dengan menggali bakat lain dari para santri agar lebih terampil,” imbuhnya.
Pelatihan Wirausaha Santri Entrepreneur Sumenep 2022 dilaksanakan di tiga zona, yakni zona IV, V, dan I.
Di zona IV, pelatihan membatik dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Amin (Pasongsongan) dengan jumlah peserta 20 orang dari Kecamatan Pasongsongan dan Ambunten. Sementara pelatihan membuat blangkon dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurut Tawwabin (Dasuk) yang diikuti oleh 20 orang dari Kecamatan Dasuk dan Rubaru.
Sedangkan di zona V, pelatihan membatik dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Kirom (Dungkek) dengan jumlah peserta 20 orang dari Kecamatan Batang-Batang dan Dungkek. Untuk pelatihan membuat blangkon, dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-In’am (Gapura) yang juga diikuti oleh 20 orang dari Kecamatan Gapura dan Batuputih.
Untuk Zona I dikhususkan untuk pelatihan menjahit yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Parsanga dengan 20 orang peserta. Masing-masing dari Kecamatan Lenteng 3 orang, Ganding 5 orang, Bluto 2 orang, Manding 4 orang, Kota 3 orang, dan Kalianget 3 orang. (mh)