Hankam

TNI: Amunisi Pelontar Granat Milik Brimob Ternyata Lebih Mematikan dari Milik TNI

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Wuryanto mengungkapkan, bahwa amunisi tajam yang dimiliki Brimob Polri yang diimpor beberapa waktu lalu di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) memiliki ancaman yang sangat berbahaya.

“Dia mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter,” ujarnya di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017).

Menurut Wuryanto, keistimewaan amunisi ini setelah meledak maka akan pecah dan memunculkan lubang yang berisi serpihan-serpihan kecil dan tajam. “Jika terkena tubuh, bisa menyebabkan luka hingga kematian,” ucapnya.

Kemudian, lanjut Wuryanto, amunisi granat tajam yang dibeli brimob bisa meledak sendiri tanpa benturan, setelah 14 detik lepas dari larasnya. Padahal, kata dia, TNI tak mempunyai senjata seperti ini.

Bahkan, bukan hanya satu orang saja yang terluka akibat amunisi tajam dari senjata Brimob ini, banyak orang bisa terkena imbasnya. “Masalah ancaman, bahwa amunisi seperti ini untuk menghancurkan orang di perkubuan,” jelas dia.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Hingga kini, Mabes TNI hanya menahan amunisi tajamnya saja sampai batas waktu yang belum ditentukan, sementara untuk senapannya akan diizinkan jika Brimob ingin mengambilnya.

Saat ini, Mabes TNI telah resmi menahan dan menyimpan ribuan amunisi tajam milik Brimob Polri tersebut di Gudang Amunisi milik Mabes TNI. Wuryanto menjamin, keamanan amunisi tersebut. “Sampai kapan, sampai aturan yang mengatur. TNI bertanggungjawab selama amunisi yang disimpan di tempat yang aman,” ujarnya.

Untuk diketahui sebelumnya, amunisi tajam dari senjata Brimob Polri yang diimpor dari Bulgaria itu ditahan Mabes TNI. Senjata tersebut adalah dari senjata Arsenal Stand-Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40x46mm.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 40