EkonomiLintas Nusa

Teknologi PATBO SUPER, Solusi untuk Lahan Tadah Hujan Tingkatkan Produksi

NusantaraNews.co, Jakarta – Jenis tanah di Indonesia beragam, salah satunya adalah tanah tadah hujan. Tanah ini merupakan lahan sawah yang lazimnya bisa ditanami padi hanya sekali dalam setahun. Lahan tadah hujan sebagian terdapat di wilayah Jawa Barat.

Melakukan buda daya padi hanya sekali dalam setahun tentu hasilnya beda jika bisa membudidayakannya sebanyak dua atau bahkan tiga kali. Lantas bagaimana cara meningkatkan hasil produksi gabah petani di wilayah yang sawahnya merupakan lahan tadah hujan?

Kepala BPTP Jawa Barat Dr. Liferdi mengusulkan penggunaan teknologi PATBO SUPER. Apa itu PATBO SUPER? Sehingga digadang-gadang bisa meningkatkan hasil produksi pertanian?

“Teknologi PATBO SUPER ini menitikberatkan pada pentingnya budidaya padi yang menghemat air hingga 75 persen,” ungkap Dr. Liferdi dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (27/10/2017).

PATBO sendiri merupakan singkatan dari Padi Aerob Terkendali dengan penggunaan Bahan Organik. PATBO SUPER merupakan paket teknologi budidaya padi spesifik lahan tadah hujan dengan basis manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas serta peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Komponen PATBO SUPER terdiri dari penggunaan VUB padi yang tergolong ampibi, manajemen air, penggunaan bahan organik, penggunaan alsintan dan pengendalian gulma.

Baca Juga:  Ketua IPNU Pragaan Mengkaji Fungsi Chat GPT: Jangan Sampai Masyarakat Pecah Karena Informasi Negatif

Manajemen air, dengan pengaturan tata air mikro yang bersumber dari sumur pantek, embung maupun sungai pada lahan sawah tadah hujan sesuai dengan kebutuhan tanaman secara terbatas (macak-macak) pada fase pertumbuhan tanaman vegetatif sampai dengan generatif.

Penggunaan bahan organik juga membantu menghemat air, karena bahan organik dapat mengikat air. Walaupun tanah sudah retak kekeringan namun kondisi pertanaman masih tetap hijau segar. Prioritas penggunaan bahan organik diutamakan insitu, dimana jerami padi dimanfaatkan sebagai dekomposer kemudian dibenamkan menggunakan traktor tangan.

Penggunaan air secara terbatas (macak-macak) menyebabkan gulma tumbuh subur sehingga perlu melakukan penyiangan dengan menggunakan “Power Weeder” yang efektif menekan pertumbuhan gulma. Selanjutnya hama tikus juga dapat dikendalikan dengan memasang Rumah Burung Hantu (RUBUHA) yang efektif dalam mengendalikan tikus. Dari hasil analisis, penggunaan teknologi PATBO SUPER di lahan sawah tadah hujan, dapat memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp3 juta/ha.

Sementara itu, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat telah melakukan demplot seluas 10 Ha dan melibatkan masyarakat petani sekitar demplot secara swadaya seluas 20 ha untuk memperkenalkan budidaya padi dengan teknologi PATBO SUPER di Kecamatan Ujungjaya, Sumedang.

Baca Juga:  Pererat Silaturrahmi, KAHMI Aceh Adakan Buka Puasa Bersama

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts