NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Alumni Sipil Institut Teknologi Bandung Angkatan 1968 (ALSI-ITB 1968), Pandji R Hadinoto, menilai idealitas kemakmuran persada/bumi Indonesia dapat diketahui dari kearifan lokal. Sebagaimana sebuah ungkapan “Mamuyu Hayuning Bawono” yang artinya mengelola, menjaga dan melestarikan alam semesta untuk kepentingan kesejahteraan seluruh penghuni alam semesta termasuk manusia.
Adapun Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Huud (11) : 61 berfirman “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu memakmurkannya”. Juga dalam QS Asy-Syura (26) : 183 “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya, dan janganlah kamu merajalela dimuka bumi dengan membuat kerusakan”, serta QS Al-A’raf (7) : 56* ‘Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya”.
“Oleh karena itulah, sebagaimana diungkap oleh kolega kami dari ALSI-ITB 1968, Jalan Ganesha No 10 Bandung) tentang rekaman video ikhwal apungan sampah/limbah ulah manusia yang banyak, masif dan panjang terus menerus mengalir di anak sungai yang bertemu ke sungai Citarum, menggugah kami memberikan Advokasi Sosial Teknik (AdSosTek) kepada masayarakat,” kata Pandji di Jakarta, Sabtu (4/3/2017).
AdSosTek tersebut, tambah Pandji, sebagai amalan anak bangsa kepada negarabangsa dalam rangka Home Coming 50 Tahun ALSI-ITB 1968 pada tahun 2018 yang akan datang, sebagai berikut:
Pertama, bahwa Gerakan Rakyat Pedesaan Daerah Aliran Sungai (GeRakDesa DAS) penting didayagunakan berbasis swakarsa seoptimal mungkin dalam turut serta peduli lingkungan hidup terkendali baik dari udik ke hilir sungai bagi kepentingan Kemakmuran Persada/Bumi setempat
Kedua bahwa langkah taktis GeRakDesa DAS adalah pengoperasian jaring2 sekat terkonstruksi sedemikian rupa sebagai penghambat/penangkal apungan sampah2 sungai ulah manusia itu sekaligus berperan sebagai sumber pengepul sampah2 bernilai ekonomis (peran ganda).
Ketiga, bahwa peran pembinaan/pendampingan kelembagaan kewirausahaan pedesaan oleh PemDes/PemKab/PemKot/PemDa melalui BUMDes adalah strategis bagi pendayagunaan sumber2 ekonomis pedesaan DAS dalam hal ini pemanfaatan sampah2 terpilih/terpilah organik non organik termasuk pengorganisasian pemasaran ke pusat2 pengelolaan limbah ulah manusia termaksud.
“Besar harapan kami, AdSosTek di atas dapat jadi jembatan solusi multi manfaat bagi idewalitas versus realitas dan kiranya disambut baik oleh para pemangku kepentingan Kemakmuran Persada/Bumi di Indonesia mengingat bahwa perihal keterpeliharaan lingkungan hidup juga pada gilirannya merupakan nilai tambah kekayaan non migas NKRI bagi pertambahan sumber-sumber pemasukan devisa nasional, berdasarkan Gotong Royong Pancasila per Pembukaan UUD 1945 dan Bab XIV Kesejahteraan Sosial Batang Tubuh UUD 1945 (BRI Th II, 1946 jo LNRI No 75 Th 1959),” harap Pandji. (rep)
Editor: Sulaiman