NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Secara historis, akhir pekan selalu dimanfaatkan kebanyakan orang untuk tidur panjang. Mereka seperti merasa tidak ada kebutuhan untuk sekadar bangun pagi dengan berbagai alasan.
Kebiasaan ini dinilai bisa membentuk masalah kesehatan yang sangat serius.
Dan itu bisa saja membahayakan. Ini dinamakan social jet lag, sesuatu yang terjadi pada tubuh saat anda begadang menjelang akhir pekan.
Menurut sebuah penelitian, social jet lag dapat menyebabkan peningakatan risiko penyakit jantung, kesehatan yang buruk, mood lebih buruk dan kelelahan yang lebih besar.
Studi baru menemukan bahwa, sekalipun di akhir pekan orang menghabiskan waktu tidur selama delapan jam sebagai pengganti begadang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 11 persen.
Temuan ini dipresentasikan oleh Associated Professional Sleep Societies, sebuah usaha patungan antara American Academy of Sleep Medicine dan Sleep Research Society.
Penulis mengatakan bahwa temuan mereka menunjukkan betapa pentingnya tidur teratur terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Periset mengamati pola tidur 1.000 orang dewasa berusia 22 sampai 60 tahun.
Untuk mengetahui jumlah rata-rata social jet lag, dilihat berapa jam mereka tidur sepanjang minggu dibandingkan akhir pekan. Misalnya, jika seseorang tidur jam 11 malam sampai jam 7 pagi pada hari kerja dan pukul 01.00 sampai 09.00 di akhir pekan, itu adalah perbedaan dua jam, dan dua jam social jet lag.
Setiap jam social jet lag meningkatkan kemungkinan kesehatan pada diri sebesar 28 persen.
“Ini menunjukkan bahwa jadwal tidur yang teratur mungkin merupakan obat pencegah penyakit jantung yang efektif, relatif sederhana, dan murah,” kata seorang asisten peneliti di University of Arizona, Sierra Forbush seperti dikutip Daily Star.
“Jika anda begadang dan tidur sesekali, itu mungkin bukan masalah besar. Tapi jika anda melakukannya setiap akhir pekan selama 15 tahun, kemungkinannya memang akan begitu (penyakit jantung),” tandasnya. (ed)
Editor: Eriec Dieda