NUSANTARANEWS.CO, Pekalongan – Ormas Petanesia menggelar silatnas di Pekalongan, Jawa Tengah dimulai pada sejak 18-19 Oktober 2019. Sejumlah tokoh tampak hadir dalam kegiatan tersebut, termasuk sang penggagas Maulana Habib Lutfi.
Silatnas ormas yang didirikan akhir tahun lalu ini mengusung tema besar ‘Pancasila Jembatan Kebhinekaan Beragama, Berbangsa dan Bernegara’.
Selain membahas isu-isu terkait munculnya gerakan radikalisme dan intoleransi, sejumlah hal lain juga menjadi bahasan dalam silatnas kali ini melalui sidang pleno yang dimulai sejak pagi.
Sidang pleno dipimpin langsung oleh ketua panitia pelaksana, Imam Sayfi’i dan Sekjen Petanesia, Gus Miftah.
Diketahui, ormas ini menggelar sidang pleno termasuk dari komisi organisasi, program kerja dan dewan fatwa.
Berdasarkan banyaknya rekomendasi yang muncul dalam sidang komisi, forum silatnas Petanesia melahirkan dua rekomendasi yang cukup menarik, bahkan mungkin agak kontroversial lantaran membahas juga soal rencana kenaikan cukai rokok.
“Menolak rencana kenaikan cukai rokok yang berpotensi melemahkan dan merugikan petani tembakau yang rata-rata adalah rakyat di bawah garis kemiskinan,” bunyi salah satu rekomendasi Petanesia.
Baca juga: Gelar Silatnas, Ormas Petanesia Siap Tangkal Radikalisme dan Khilafah
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen pada 2020 mendtaang. Kenaikan cukai rokok ini secara otomatis mendorong Harga Jual Eceran (HJE) rokok naik sebesar 35 persen. Karuan saja, rencana tersebut membuat masyarakat dan industri hasil tembakau ketar-ketir. Apalagi kenaikan cukai ini tergolong sangat tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan cukai rokok setidaknya dalam 10 tahun terakhir yang hanya mencapai 13 persen.
Terlepas dari isu tersebut, rekomendasi Petanesia lainnya ialah terkait keberadaan ormas-ormas yang anti Pancasila. “Menegaskan pada individu atau ormas anti Pancasila, untuk hengkang dari NKRI,” bunyi rekomendasi kedua. (afd/ajp)
Editor: Eriec Dieda