NUSANTARANEWS.CO, California – Angkatan Udara Amerika Serikat dilaporkan telah melakukan serangkaian uji coba rudal balistik Minuteman III guna memastikan kesiapan dan keefektifan peluru kendali jarak jauh tersebut. Minuteman merupakan peluru kendali nuklir milik AS yang berdaya ICBM, atau peluru kendali balistik antarbenua (ICBM). Minuteman dikembangkan AS selama Perang Dingin dari Minuteman I dan Minuteman II, dan kini Minuteman III yang mampu membawa tiga hulu ledak nuklir.
Sudah bukan rahasia lagi bila AS memang memiliki dan tengah mengembangkan senjata nuklir yang dilarang di dunia. Pengembangan sistem rudal balistik antar benua Minuteman III ini dikembangkan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat yang bekerja sama dengan Boeing Co dan Northrop Grumman Corp. Perusahan kontraktor pertahanan dan aeroangkasa Amerika Serikat tersebut disediakan dana sekitar 677 juta dolar AS untuk mengembangkan Minuteman III.
Baca juga: Sudah Tua, AS Upgrade Nuklir Minuteman III
Perencanaan pengembangan Minuteman III sebetulnya sudah disusun pada tahun 1998 silam dan ditargetkan sudah siap digunakan pada tahun 2025 mendatang.
Kini, rudal ICBM Minuteman III telah diujicobakan, bahkan tercatat sudah dua kali USAF melakukannya sepanjang 2018. Uji coba pertama terjadi pada 25 April 2018 di pangkalan Vandenberg Air Force di California selatan. Russia Today melaporkan, uji coba kedua kali rudal tersebut dilakukan pada 14 Mei lalu di sebuah silo bawah tanah di pangkalan Minot Air Force di Dakota Utara oleh 91st Missile Wing, kata juru bicara Komando Serangan Global AS, Mayor Anastasia Schmidt saat dikonfirmasi Defense Post, Selasa (16/5). Laporan menyebutkan, dalam uji coba ini Minuteman III tidak membawa hulu ledak dan hanya diluncurkan untuk memverifikasi kesiapan, keefektifan dan keakuratannya semata.
Baca juga: Modernisasi Persenjataan Nuklir AS Telan Dana 50 Miliar Dolar
Laporan media setempat, rudal balistik Minuteman III yang diujicobakan jatuh di lokasi yang telah ditetntukan di dekat area Kwajalein Atoll di Samudera Pasifik tengah setelah menjelajahi jarak tempuh sekitar 4.100 mil atau 6.500 kilo metar.
Uji coba kedua ini tak lama setelah pemerintahan Donald Trump merilis Nuclear Posture Review (NPR) yang telah direvisi untuk perbaikan persenjataan nuklir AS dan pengembangan proyektil baru guna mencocokkan dengan kemampuan strategis Rusia. Kremlin sendiri mengecam NPR versi pembaharuan tersebut karena dinilai sebagai upaya membenarkan AS untuk memiliki senjata nuklir dalam skala besar. (red/ed/nn)
Editor: Eriec Dieda