NUSANTARANEWS.CO – Sekarang, Israel akan lenyap bila berperang dengan Hizbullah. Suatu ketika kami mengatakan bahwa kami dapat menyerang target di selatan Haifa. Hari ini, kita dapat menjangkau Eilat di Israel selatan. Kini seluruh Israel berada di bawah jangkauan rudal kami, kata Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dalam sebuah wawancara dengan televisi al-Manar milik Hizbullah pada hari Jumat dalam rangka peringatan 13 tahun Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006.
Sambil menunjukkan kemampuan tempur yang dimiliki Hizbullah saat ini, Nasrallah memperingatkan bahwa jika terjadi konfrontasi, maka entitas Zionis akan dibawa ke ambang kepunahan. “Kami memiliki jumlah rudal yang lebih besar dan kami memiliki rudal yang presisi yang tidak kami miliki pada tahun 2006. Kami juga sekarang memiliki pesawat tempur tampak awak yang besar dan kuat,” tambah pemimpin Hizbullah tersebut.
Nasrallah Kemudian mengangkat peta wilayah yang diduduki Israel ke kamera, dan menunjukan target potensial untuk serangan Hezbollah. “Ada area yang panjangnya 70 kilometer dan lebar 20 kilometer … kita bisa hancurkan semuanya,” kata Nasrallah.
Namun, pemimpin Hizbullah itu menekankan bahwa perang dengan Israel tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Israel tidak akan berani mengambil risiko perang lain di Lebanon dengan Hizbullah saat ini.
Nasrallah juga menambahkan bahwa dirinya menaruh harapan yang dalam bahwa, “Kami akan berdoa di al-Quds (kompleks Masjid)” dan “yakin akan kemenangan dalam perang di masa depan, Tuhan bersama kita.”
Sebelumnya, pada hari Selasa, Mayjen. Amir Baram, Kepala Komando Utara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan bahwa Lebanon akan membayar mahal jika pecah konflik bersenjata baru antara Israel dan Hizbullah dalam sebuah peringatan yang didedikasikan untuk peringatan 13 tahun Perang Lebanon 2006.
Dalam kesempatan itu, Baram juga mengatakan bahwa Israel akan terus bertindak untuk menggagalkan upaya Hizbullah yang mengancam keamanan kami, baik dengan diam-diam maupun terang-terangan. Baram juga menuduh bahwa Hizbullah telah melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah di Libanon, kutip The Jerusalem Post.
Di dalam kesempatan berbeda, Sayyed Hussein Nasrallah mengecam apa yang disebut sebagai “Kesepakatan abad ini” yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump, sebagai cara untuk menyelesaikan konflik selama puluhan tahun antara Palestina-Israel, dan menambahkan bahwa AS telah membunuh seluruh inisiatif penyelesaian konflik dengan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
“Kesepakatan itu mengambil napas terakhir ketika Trump mengakui al-Quds sebagai ibu kota Israel. Tidak ada satu pun orang Palestina yang akan menyetujui kesepakatan di mana situs suci Kristen dan Muslim al-Quds akan ditransfer ke Israel,” kata Nasrallah. (Banyu)