Sebelas Windu Menjadi Bangsa, Indonesia Tak Kuasa Hadapi Lilitan Meikarta dan Reklamasi

Proyek Meikarta. (Foto: Sindo)

Proyek Meikarta. (Foto: Sindo)

NUSANTARANEWS.CO – Sebelas windu atau lebih tepatnya 89 tahun sudah, Indonesia menapaki diri sebagai sebuah bangsa. Tercatat sejak Sumpah Pemuda dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 hingga 28 Oktober 2017 masih banyak yang perlu dikoreksi.

Bagi anggota Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LPPKB) Hernowo Hadiwonggo tidak ada kata terlambat untuk menuju Indonesia Raya yang merdeka. Sekalipun saat ini Indonesia ternyata masih tak berdaya menghadapi lilitan neokolonialisme seperti Meikarta dan reklamasi Teluk Jakarta.

Sumpah pemuda, menurut Hernowo merupakan sebuah sumpah dari para pemuda pelajar (cendekiawan) yang memiliki kekuatan dahsyat sehingga mampu melahirkan bangsa dan negara Indonesia. Sebuah sumpah yang dilandasi oleh jiwa atau semangat kebangsaan (nationale geest), mendorong tumbuhnya atau berkembangnya kehendak kebangsaan (nationale wil).

Kehendak nasional atau kebangsaan itulah yang menyemangati terwujudnya tindakan, gerakan atau perjuangan kebangsaan (nationale daad) yang membuahkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam arti kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Dalam renungannya 89 tahun sumpah pemuda, terlintas harapan kepada generasi penikmat kemerdekaan sekarang ini utamanya para cendekiawan muda yang pasti juga memiliki jiwa kebangsaan, kehendak kebangsaan dan semangat juang kebangsaan untuk berikrar atau mengangkat sumpahnya bahwa:

Pertama, kami bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.

Kedua, kami bangsa Indonesia berjuang mempertahankan persatuan bangsa Indonesia dan kesatuan  tanah air: Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketiga, kami bangsa Indonesia berjuang menggunakan bahasa Indonesia dan menjunjung budaya Indonesia, budaya Pancasila.

Dengan ikrar perjuangan pembangunan bangsa tersebut di atas, kata dia, bangsa Indonesia berharap Indonesia Raya Merdeka dapat dicapai pada tahun 2045. (*)

Editor: Romandhon

Exit mobile version