Lintas NusaSosok

Marthin Billa: Jangan Sampai Peringatan Sumpah Pemuda Berlalu Tanpa Makna

Marthin Billa: Jangan sampai peringatan Sumpah Pemuda berlalu tanpa makna.
Marthin Billa: Jangan sampai peringatan Sumpah Pemuda berlalu tanpa makna. Foto: Anggota DPD RI, Marthin Billa ketika mengunjungi STMKA Sajau, Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltata) sebelum terjadi pademi Covid-19.

NUSANTARANEWS.CO, Tanjung Selor – Marthin Billa: Jangan sampai peringatan Sumpah Pemuda berlalu tanpa makna. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Marthin Billa menilai bahwa Konggres Pemuda 2 adalah salah satu tonggak utama dari sejarah pergerakan dalam meraih kemerdekan Indonesia. Di mana dalam konggres tersebut para pemuda dari berbagai daerah menyatakan komitmenya untuk bersatu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.

“Menurut saya, Konggres Pemuda 2 itu tak hanya heroik tapi sangat penuh dengan filosofi yang begitu agung. Perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi perjuangan berskala nasional, adalah sebuah pelajaran penting bagi kita semua terutama generasi muda bahwa persatuan dan kesatuan bangsa adalah pilar utama sebuah negara,” tuturnya, Kamis (29/10).

Sehingga Mantan Bupati Malinau tersebut mengajak semua elemen bangsa agar semangat Sumpah Pemuda tak hanya pada saat 28 Oktober semata. Namun ia berharap roh dari Sumpah Pemuda tersebut dapat terus merasuk dalam jiwa yang diimpelemntasikan melalui berbagai sikap kebangsaan.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Berharap Semenisasi di Perbatasan Dapat Memangkas Keterisolasian

Rasa sebangsa dan setanah air hendaknya dapat terus diaktualisasikan dalam mewarnai kemerdekaan yang telah diwariskan para pendiri NKRI. Pria yang juga salah satu tokoh Dayak tersebut mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia adalah multi kultur dan multi etnis. Sehingga keharmonisan adalah syarat mutlak untuk mewujudkan negara yang adi daya.

Hidup dalam perbedaan, ungkap Marthin, bukan merupakan halangan untuk berkreasi bersama. Justru dengan keberagaman yang ada itulah hendaknya semua pihak dapat belajar untuk saling menghargai dan saling menghormati.

Marthin Bila mengingatkan bahwa Sumpah Pemuda lah yang mengajarkan  untuk menghargai suku, adat, dan budaya. Sumpah Pemuda juga yang memberikan tuntunan agar tak membeda-beda kan satu sama lain. Semangat itu wajib diteruskan agar jika ada suatu perbedaan tidak harus saling membenci namun saling menghormati

“Hindarilah sikap egois yang bisa membuat perseslisihan. Karena perselisihan inilah yang memecah belah bangsa. Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah jangan mudah termakan berita bohong atau hoax yang menyesatkan dan menyebabkan kehilangan toleransi,” tandas Marthin.

Baca Juga:  Anton Charliyan Dampingi Prabowo Makan Baso di Warung Mang UKA di Cimahi Jabar 

Terlebih untuk para milenial, Era digital menurut Marthin adalah hal yang tak bisa hindari. Namun ia menegaskan bahwa modern bukan berarti meninggalkan budaya negara sendiri. Jika mengingat kembali para pendiri bangsa menggelar konggres 1 dan 2, maka budaya asli Indonesia adalah kebersamaan, kegotongroyongan dan memperteguh keharmonisan walau berbeda latar belakang.

Menyebarkan berita dusta, mengadu domba, provokasi dan  segala hal yang dapat menyebabkan keresahan serta konflik adalah tindakan yang kontra dengan Sumpah Pemuda. Maka menurut Marthin, hal tersebut sudah pasti bukan budaya Indonesia

Semua cita-cita dari para pahlawan terutama Sumpah Pemuda ungkap Marthin, tak akan terwujud apabila hanya sekedar dimeriahkan mapupun diperingati. Namun yang lebih penting adalah menjalankan dari yang telah dicetuskan.

“Jangan sampai peringatan Sumpah Pemuda ini menjadi seremonial tanpa isi. Karena hakikat dari perjuangan para pahlawan itu akan berhasil apabila kita semua mampu mewarisi,” pungkasnya. (ES)

Related Posts

1 of 3,055