Mancanegara

Rusia Benarkan Teheran Terkait Penembakan Drone Pengintai AS

Rusia benarkan Teheran
Rusia benarkan Teheran terkait penembakan drone dalam pertemuan trilateral, Rusia, Isarel dan AS di Yerusalem 25 Juni 2019/Foto: Reuters

NUSANTARANEWS.CO – Rusia benarkan Teheran terkait penembakan drone pengintai Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pertemuan Trilateral pada 25 Juni di Yerusalem. Ketegangan antara Iran dan AS semakin memuncak setelah Teheran menembak jatuh drone pengintai militer Amerika Serikat (AS) pada 20 Juni lalu. Iran mengatakan bahwa drone pengintai itu telah melanggar perbatasan udara kedaulatan negara itu.

Pernyataan Iran itu dibenarkan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev yang menyatakan bahwa militer Rusia memiliki informasi bahwa pesawat tak berawak AS memang dihancurkan di wilayah udara Iran sehingga mengkonfirmasi pernyataan Teheran, dalam sebuah diskusi dengan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan Perdana Menteri Israel Netanyahu, seperti dilansir sputnik.

Sistem pertahanan udara Iran menembak jatuh drone AS pada 20 Juni, yang terbang di atas Selat Hormuz. Teheran menyatakan bahwa UAV telah melanggar wilayah udaranya dengan terus terbang tanpa mengindahkan berbagai peringatan yang diberikan. Selain itu, Iran juga mendeteksi bahwa pada saat yang sama pesawat mata-mata P-8 Poseidon juga melanggar wilayah udara negara itu – tapi dibiarkan pergi untuk menghindari korban jiwa.

Baca Juga:  Kekuatan dan Potensi BRICS dalam Peta Politik Global Mutakhir

Sementara AS masih tetap bersikeras bahwa drone itu terbang di atas perairan netral ketika dihancurkan oleh rudal Iran, sambil menunjukkan peta pembuktiannya.

Terkait tuduhan AS bahwa Iranlah yang menyerang kapal tanker minyak di Teluk Oman pada bulan Mei dan Juni, Patrushev menanggapi dengan mengatakan bahwa informasi yang disajikan oleh AS dalam upaya membuktikan kesalahan Teheran, berkualitas buruk dan tidak profesional. Dikatakannya bahwa serangan torpedo atau sabotase pada kapal bukan seperti apa yang dipaparkan oleh AS.

Patrushev menambahkan, “Kita perlu melakukan penyelidikan, untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi, daripada hanya menunjuk pelakunya,” tegasnya.

Sejumlah kapal tanker minyak telah dilaporkan rusak akibat ledakan pada Mei dan Juni di Teluk Oman, tetapi tidak ada yang tenggelam atau mengakibatkan tumpahan minyak. Sementara alasan pasti kerusakan belum ditentukan, AS dengan cepat menuduh Iran “menyerang” kapal-kapal itu. Teheran membantah menyerang kapal dan menyebut insiden itu operasi serangan palsu untuk menyalahkan Iran.

Baca Juga:  Pasukan Prancis Berlatih untuk Berperang dengan Rusia di Rumania

Dalam upaya untuk memperkuat klaimnya, Washington merilis video yang diduga menunjukkan pasukan Iran mengeluarkan ranjau limpet yang tidak meledak dari lambung salah satu kapal tanker. Namun, kesaksian dari awak kapal tanker Kokuka Courageous membayangi akun peristiwa AS. Mereka melihat sebuah benda terbang menuju kapal tepat sebelum ledakan terjadi. Kepala operator kapal tanker, Yutaka Katada, bersikeras bahwa tidak mungkin bahwa tambang dapat melakukan kerusakan yang terlihat di lambung kapal. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,106