ARI dan TARI menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok Lembut dan penuh perhatian, sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengat Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta.
Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papap. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya.
Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya?
“Kalau lo mengincar cewek yang sudah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” Kalimat Ata itu terus terngiang di benak Angga.
Artinya Ata ini mengincar cowok yang paling gampang dipercaya di depan cowoknya. Jangan mengira posisi di belakang. Seakan-akan pasti tahu dengan identitas lelaki yang sebenarnya. Tujuannya untuk merayu hati yang mendalam lalu menerbangi senja mengarungi kata-kata.
“Ada masa-masa ketika tangan yang terulur untuk menggapai hanya bisa meraih sosok dalam ingatan.”
Judul Buku: Jingga Hingga Matahari
Penulis: Esti Kinasih
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, 2017
Tebal: 447 Halaman
Setelah kedatangan Mama dan Ata beberapa waktu lalu, Ari kembali mendengar kabat gembira, bahwa keduanya akan segera pindah ke Jakarta dan Ata akan bersekolah di sekolah yang sama dengannya. Berkumpul kembali seperti ini adalah apa yang diinginkan Ari selama masa pencariannya sembilan tahun belakangan ini. Ari kemudian tidak bisa menahan diri untuk bercerita dengan semangat pada dua orang sahabatnya, Ridho dan Ijo, tak lupa Tari yang menjadi sosok spesial baginya, bahkan ia mentraktir teman-temannya dalam rangka merayakan kegembirannya atas hal tersebut.
Di saat Ari masih dikelilingi oleh euforia kebahagiaan akan datannya dua orang yang dicintai, suasana justru berbanding terbalik di seribu kilometer dari Jakarta, tepatnya di sebuah desa di pinggiran Kabupaten Malang, rapat keluarga diadakan demi membahas kepindahan anggota keluarga mereka ke Jakarta, di mana salah satunya akan menempuh pendidikan di sana dan jelas membutuhkan biaya yang cukup besar. Yang kemudian membuat Ata, salah satu subjek yang sedang dibicarakan dalam rapat tersebut, kembali mengingat peristiwa menyakitkan itu, dan mau tidak mau, membuatnya kembali menggali dendam yang hidup kekal dalam dirinya beberapa tahun berakhir ini.
“Banyak yang hilang. Banyak yang terlupakan. Sayangnya, ada yang tidak dilupakan. Ada yang tidak sanggup dikalahkan waktu.
Hari yang ditunggu pun tiba, SMA Airlangga dihebohkan dengan datannya Sang Pentolan Sekolah, tapi yang mengejutkan adalah munculnya sosok lain yang sama persis dengan Matahari Senja dari taksi yang sama, membuat langkah orang-orang yang sedang berlalu lalang, terhenti begitu, dan menciptakan kesunyian total.Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena setelahnya, pintu gerbang dipenuhi oleh jeritan dan lengkingan histeris dari mereka yang menyaksikannya.
Jingga Untuk Matahari memang lebih banyak menyajikan narasi dibanding dialog, yang berkesempatan membuat beberapa pembaca dibuat lelah memandang lembar demi lembar yang akan mengantarkan ke rasa bosan. Bagian awal novel ini dibuka dengan kehebohan munculnya saudara kembar Ari yang sangat mirip dengannya bagaikan benda dan bayangan, bagian ini cukup seru dengan kehebohan para siswa yang seakan masih belum percaya dengan apa yang mereka lihat. Buku setebal 447 Halaman ini dimulai dari masa cinta yang membanggakan lelaki.
Di tengah cerita ada bertawuran antara kedua sekolah yang menjadi sasaran pemicu konflik batin. Masih ada seri keempat yang akan mempertemukan novel terakhir melalaui ending terakhir bernuansa kasih sayang. Jadi cerita ini terkesannya bagus.
Peresensi: M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya