Berita UtamaEkonomiLintas NusaTerbaru

Produksi Rokok Anjlok, Hidup Petani Tembakau Butuh Uluran Pemerintah

Produksi Rokok Anjlok, Hidup Petani Tembakau Butuh Uluran Pemerintah
Produksi Rokok Anjlok, Hidup Petani Tembakau Butuh Uluran Pemerintah

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Agusdono Wibawanto mengatakan pihaknya berharap pemerintah untuk tetap memperhatikan nasib petani tembakau meski saat ini produksi rokok dan harga komoditas rokok sedang anjlok.

“Kelangsungan hidup petani harus tetap terjaga. Selama ini pemerintah selalu diuntungkan adanya cukai tembakau atas kerja keras petani,”jelas pria asal Malang ini, Rabu (11/10/2023).

Politisi Demokrat ini mengatakan penurunan volume produksi dialami oleh segmen sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM) golongan I. “Kinerja produksi turun akibat akumulasi kebijakan cukai beberapa tahun terakhir,” jelas caleg DPR RI dapil Malang Raya ini.

Menurut dia,Dalam kurun 3 tahun terakhir, cukai hasil tembakau (CHT) di Tanah Air, pengenaan cukai tertinggi terjadi pada 2020 yang mencapai 23 persen.Penurunan volume produksi SPM golongan I dan SKM golongan I, kata Agusdono, dinilai berdampak signifikan bagi penurunan penerimaan cukai negara baru-baru ini.

Baca Juga:  Mendesak Sekali, Siadi: Malang Raya Butuh Trans Jatim

Agusdono mengaku  pihaknya memperkirakan tren penurunan kinerja produksi ini berlanjut hingga tahun depan sejalan dengan keputusan pemerintah menaikkan cukai rokok sebesar 10 persen. Pengusaha rokok, sambungnya, telah mengirimkan surat terkait dengan perihal itu kepada Kemenkeu dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Penerimaan Kepabenan dan Cukai pemerintah anjlok hingga akhir Agustus 2023. Kondisi ini dipicu turun drastisnya penerimaan dari sisi bea keluar dan setoran cukai.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan kepabenan dan cukai hingga 31 Agustus 2023 sebesar Rp 171,6 triliun.

Angka ini turun 16,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 206,2 triliun.

Realisasinya tercatat baru sebesar 54,7% dari target APBN 2023 sebesar Rp 303,2 triliun. Sedangkan, hingga Agustus 2022 silam setorannya sudah 69% dari target saat itu.

Penyebabnya penerimaan cukai hasil tembakau hanya Rp 125,8 triliun atau turun 5,8% akibat produksi kumulatif rokok golongan 1 yang turun dan tarif rata-rata tertimbangnya hanya naik 1,9% dari yang seharusnya 10% karena turunnya produksi rokok jenis SKM dan SPM golongan 1.

Baca Juga:  Hotipah Keluarga Miskin Desa Guluk-guluk Tak Pernah Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah

“Karena sebagian besar rokok yang terjual di kelompok golongan 3 yang kenaikan tarifnya jauh di bawah 10%, yaitu hanya 5%,” ujar Sri Mulyani. (setya)

Related Posts

1 of 56