Presiden Jokowi Harus Segera Lakukan Menejemen CSR di Indonesia

Presiden Joko Widodo/ Foto IST

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di sebuah forum ASEAN. Foto: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Jokowi dan rezimnya, menurut mantan Anggota Komisi Hukum DPR Djoko Edhi Abdurrahman mau tak mau harus segera melakukan focusing management CSR (Corporates Social Responsibility). Jika tidak, orang miskin di Indonesia akan menjadi jargon perlawanan Pribumi kepada Cina. Suara perlawanan Pribumi, kata dia, saat ini kian kencang ketika pemihakan rezim Jokowi terus menerus ke Cina, dan rezim umumnya terjungkal oleh jargon orang miskin.

Menurutnya, CSR itu bukan dari orang Cina untuk orang Cina. Bukan dari orang Pribumi untuk orang Pribumi. Melainkan dari Cina kepada orang miskin. Dari Pribumi kepada orang miskin. Hanya CSR satu-satunya instrumen yang diwariskan sosialisme di dalam kapitalisme.

“Cina mau selamat? Urus dengan benar CSR! Kalau Pribumi tak selamat, memang sudah begitu sejak kemerdekaan. Pribumi perlu dimerdekakan, khususnya orang miskin. Cina tak perlu diselamatkan karena Cina memang belum pernah terjajah sejak 300 tahun silam hingga kini (kecuali Cina Singkawang, Kalbar),” ujar Djoko Edhi dikutip Selasa (13/6/2017).

Dirinya mengungkapkan bahwa koordinator pengerahan CSR dari perusahaan Cina, adalah Tommy Winata. Ironisnya, dana CSR tersebut justru salah sasaran. Misalnya tertuju ke Artha Graha, ormas, parpol, dan sejenisnya. Pertanyaanya, sejak kapan ormas, parpol dan sejenisnya menjadi orang miskin?

“Itu salah sasaran. Mereka kelas menengah, bukan orang miskin,” tegas Djoko Edhi.

Editor: Romandhon

Exit mobile version