NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies, Faris Talib menyatakan apabila Prabowo Subianto ingin maju lagi dalam putaran Pilpres 2019 mendatang, sudah saatnya ia memberikan solusi-solusi atas beragam persoalan yang sedang terjadi saat ini.
“Dalam kondisi itu, menurut saya, jika memang serius kembali maju di 2019 nanti, harusnya bicara lebih lantang, lebih tegas, lebih berani menyampaikan solusi-solusi alternatif terhadap semua persoalan yang dihadapi bangsa dan masyarakat,” kata Faris dalam keterangan persnya, Jakarta, Selasa (3/10).
Faris melanjutkan, sebagai ketua umum partai yang oposisi dengan pemerintah, sudah semestinya Prabowo memberikan gagasan-gagasan alternatif mengenai situasi politik yang muncul. “Sebagai elit politik, apa lagi ketua umum partai besar, sudah sewajarnya memberikan gagasan-gagasan alternatif itu,” katanya
“Tidak harus takut bersikap kritis, tidak harus takut tidak disukai. Justru sebaliknya, dengan gagasan-gagasan alternatif itu jadi medium menyadarkan masyarakat,” sambungnya.
Faris menambahkan turunnya elektabilitas Prabowo karena ia jarang berbicara memberikan solusi alternatif atas persoalan yang dihadapi oleh negara. “Karena jarang bicara, bahkan belum terdengar gagasan atau solusi alternatif yang menjadi perbincangan sosial maka elektabilitasnya turun,” katanya.
Menurut Faris saat ini situasi negara dalam kondisi kegamangan. Di mana pemerintah masih belum mampu mewujudkan keinginan dari masyarakat.
“Kita tidak dapat menutupi, saat ini ada kegamangan sosial. Rakyat bicara apa, pemerintah melakukan apa. Rakyat maunya apa pemerintah bertindak ke mana. Ada kegentingan yang memaksa, tapi presiden fine aja nge-vlog,” sindirnya.
Oleh karena itu, menurutnya apabila Prabowo ingin menang, ia harus mewujudkan keinginan dari rakyat.
“Kondisi ini cukup absurd. Ini menunjukkan ada devisit konsepsi di dalam pemerintahan. Seharusnya negara dan pemerintahan dikelola dan dijalankan dengan gagasan dan pikiran. Dan kalau mau menang, Prabowo harus memenuhi itu pada masyarakat,” pungkasnya
Reporter: Syaefuddin A / Editor: Eriec Dieda