Budaya / SeniPuisi

Potret Sarapan Pagi di Daerah Urban

Puisi Achmad Hidayat Alsair

Potret Sarapan Pagi di Daerah Urban

Pagi ini aku belum mengunyah apa-apa
kecuali sekilas berita dari negara yang tidak akan kudatangi esok
satu demi satu, hingga mulutku memudahkan izin untuk gunjingan
Percakapan paling sengit diperam untuk tayang tengah malam
alarm weker diutus mengawal orang-orang pergi dari mimpi bertema pertempuran

Kemudian kau bangun, panaskan kompor dan memeriksa kulkas
persediaan diakali dengan cerabutan tipis daging beku
“inilah praktek prosesi cara memuliakan syair pujangga kasmaran
dalam kepul aroma hasil pergumulan macam-macam bumbu rempah”
kau sajikan di dapur tanpa sekat, undangan terbuka tuntaskan lapar

Pagi ini kita makan, seperti biasa, seperti hari-hari kemarin
kecuali sebuah piring yang kosong tanpa hidangan sama sekali
di situ sejak dulu kutaruh daftar rencana liburan yang tidak pernah kita kunyah

(Makassar, Februari 2017)

Potret Sarapan Pagi di Daerah Urban. Foto: Dok. Amy & Tots
Potret Sarapan Pagi di Daerah Urban. Foto: Dok. Amy & Tots

Achmad Hidayat Alsair. Mahasiswa tingkat akhir di jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Hasanuddin, Makassar. Sedang gandrung menulis fiksi dan menghindari topik pembicaraan skripsi. Yang terbaru, puisi-puisinya termasuk dalam buku antologi bersama Hari Puisi Indonesia Makassar Kata-kata yang Tak Menua (2017). Bisa dihubungi melalui sur-el [email protected].

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 114