NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga, Beny Susanto mengkritik ajakan presidium alumni 212 dalan aksi 299 di gedung DPR RI. Menurutnya, pada 9-10 Muharram 1439 H/29-30 September 2017 akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk memperbanyak berdzikir dan berpuasa sunah.
“Dalam hemat kami, gagasan aksi 299 tidaklah tepat (ghoirul muqtadhol hal) dan tidak mengandung nilai-nilai kebajikan yang dibutuhkan (ghoirul maslahah),” kata Beny, Yogyakarta, Rabu (27/9/2017)
Beny melanjutkan Aksi yang juga akan menyampaikan pendapat soal isu terkini yaitu tentang penolakan terhadap Perppu Ormas 2/2017 dapat dilakukan melalui mekanisme hukum yang berlaku dan serta isu penolakan kebangkitan PKI dapat dilakukan dengan melakukan refleksi sejarah masa lalu agar tidak terulang kembali pada masa yang akan datang
“Jika menolak Perpu 2/2017 cukuplah digugat melalui pintu MK RI, sementara isu kebangkitan PKI cukup melalui nobar di tempat masing-masing,” katanya.
Oleh karena itu, kata Beny, dalam kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin yang beraqidah ahlus sunnah an-nahdliyah, mencakup kesetiaan pada Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945, Ponpes Sunan Kalijaga mengajak untuk selalu menjaga persaudaraan dan persatuan seluruh elemen bangsa.
“Siapapun dia, pemimpin politik dan pimpinan lembaga negara, serta tokoh masyarakat harus menjunjung tinggi fatsun politik (etika politik). Jauhi statemen, aksi yang berpretensi pada potensi pecah belah, ajakan kebencian dan permusuhan satu-sama lain yang membahayakan NKRI,” jelasnya.
Lebih lanjut Beny juga mengajak memaknai bulan Muharom sebagai momentum untuk menyuburkan komitmen nasionalisme dan kebangsaan.
“Inilah spirit hijarah 1439 H, beramal kreatif yang menyuburkan komitmen nasionalisme, kebangsaan dan kemanusiaan. Semoga dalam NKRI yang berbasis Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 senantiasa mendapatkan rahmat dan berkah yang melimpah dari Allah SWT,” pungkasnya.
Pewarta: Syaefuddin A / Editor: Eriec Dieda