NUSANTARANEWS.CO – Dalam rangka memperingati malam Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Kasimuddin Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengadakan Refleksi hari kemerdekaan dengan tema Mewujudkan Indonesia Merdeka 100 %, Selasa malam (16/8) mulai pukul 20.00-23.30 WITA.
Acara yang bertempat di gedung Fatayat NU Kabupaten Bulungan tersebut dihadiri oleh berbagai elemen diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bulungan, BEM UNIKAL, BEM STT Al Ansor, Ketua IPNU-IPPNU Bulungan, Ketua Fatayat, dan Ketua Ansor. Selain itu hadir pula Komisioner KPU Kaltara Colirulliza, Kesbangpol Kaltara Satriansyah, M. Achadi (JURNAS) serta Perwakilan dari Kemenag Bulungan.
Ketua Pengurus Cabang PMII Tarakan Rico Adriansyah mengatakan bahwa tema yang diusung kali ini sangatlah berat. Karenanya menjadi tugas kita para aktifis dan mahasiswa terutama di Kalimantan Utara. Hal ini merujuk pada pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan, ‘bahwa dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan ndonesia’.
“Oleh karena itu untuk mewujudkan Indonesia Merdeka 100 % perlu terus diadakan diskusi yang sifatnya membangun serta mempererat persatuan,” lanjut Rico.
Selain itu Satriansyah yang juga menjabat di kesbangpol Kaltara mengatakan bahwa, Kaltara sebagai sebuah provinsi yang baru dan berbatasan dengan Malaysia, nasionalisme warganya sedang diuji. “Karena sebagian dari keluarga kita ada di sana,” ucapnya.
Menurut Satransyah, secara de gacto dan de jure masyarakat di perbatasan Kaltara memang sudah merdeka. “Namun tantangan kita saat ini adalah menjaga nasionalisme, serta meningkatkan kemerdekaan ekonomi dan kemerdekaan sosial,” imbuhnya.
Dengan demikian, Kaltara sebagai provinsi baru yang menjadi perbatasan Indonesia dan Malaysia menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga ketahanan nasional. Karenanya, PMII Komisariat Kasimuddin Bulungan berharap, peringatan HUT RI ke 71 di provinsi Kaltara bisa menjadi momentum bagi mahasiswa sebagai garda depan dalam memajukan Indonesia dari pinggiran. (Rofi/Sul/Red-02)