NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sekalipun masih bulan April mendatang, namun perseteruan dalam perang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua terus mencari aral. Tak sedikit para pengamat politik menilai bahwa gelanggang Pilgub DKI putaran dua nanti berpotensi sangat tinggi.
“Tentunya pasti akan terus panas karena head to head Ahok dan Anies. Saling serang pasti tak terhindarkan,” kata pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno, saat dihubungi Nusantaranews, Rabu (22/2/2017).
Dalam hal ini, lanjut Adi, dirinya melihat bahwa perebutan kursi DKI 1 ini baginya mengingatkan pada pertarungan pada Pilpres 2014 silam. Dimana dua kubu besar yakni Megawati dan Prabowo Subianto kembali dipertemukan.
“Pilkada putaran kedua ini kan mengulang pertarungan pilpres 2014 lalu, kubu Mega dan Prabowo. Jelas akan menjadi bumbu-bumbu persaingan,” sambung dia.
Namun ada yang menarik dalam Pilgub DKI kali ini dimana, kedua paslo (pasangan calon) yakni Ahok dan Anies sesungguhnya tengah bersaing untuk berebut mendapatkan suara dari Agus Harimurti yang gagal melaju ke putaran kedua.
“Kalau putaran kedua pilkada Jakarta yang rame memang soal migrasi pemilih AHY. Terutama partai Islam PPP, PKB dan PAN. Kalo Demokrat kayaknya nyari aman kaya Pilpres 2019,” ujar Adi.
Dalam konteks ini, posisi paslon Ahok-Djarot sangat tidak diuntungkan mengingat, dirinya kini tengah tersandung kasus penistaan agama yang sampai sekarang belum tuntas.
“Dan, salah satu isu yang akan terus berkembang kencang soal status Ahok yang menistakan agama. Apalagi Ahok statusnya terdakwa dan tidak di non aktifkan,” imbuhnya.
Penulis: Romandhon