NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Salah satu poin Nawacita yang dikampanyekan Joko Widodo semasa Pilpres 2014 silam ialah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan.
Harapan yang termaktub dalam Nawacita tersebut dinilai telah dicederai dan dikhianati dengan keputusan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang bersikeras mengimpor beras di tengah panen raya di seluruh pelosok negeri pada bulan Januari.
“Harapan rakyat (Nawacita) ini dikhianati Jokowi,” kata bekas relawan Jokowi pada Pilpres 2014,” Amirullah Hidayat, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
“Apalagi kita mendengar beberapa kali stetmen Presiden Jokowi, yang mengatakan bahwa beliau sangat sedih melihat Indonesia selalu mengimpor pangan, sehingga beliau memerintahkan Menteri Pertanian untuk segera melakukan swasembada pangan, tetapi kok tiba-tiba Presiden menyetujui impor beras, berarti ini menunjukan Presiden tidak komitmen sama yang diucapkannya,” kata Amirullah.
Tak berselang lama usai Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyebut panen raya akhir Januari akan menghasilkan 4,9 juta ton beras, atau surplus 3 juta ton, Mendag Eggartiasto Lukita langsung mengatakan pemerintah membuka opsi impor beras. Belakangan, impor beras yang direncanakan Mendag di musim panen raya adalah 500 ribu ton.
Amirullah yang kini menjadi coordinator Komunitas Anak Muhammadiyah menyayangkan kebijakan kotroversial tersebut. “Sebab bener-bener tindakan yang menzholimi rakyat kecil yaitu petani, yang dalam bahasa Soekarno adalah kaum Marhaenisme. Maka jika kebijakan impor beras Ini tetap dilaksanakan, KAM sebagai paguyuban anak-anak Muhammadiyah yang menyebar di seluruh Indonesia, akan turun ke komunitas para petani di Indonesia untuk mengajak melakukan perlawanan dengan turun ke jalan,” katanya.
Ia mengatakan, paguyuban anak-anak Muhammadiyah akan menggalang petani dan komunitas rakyat kecil di Indonesia untuk tidak kembali memilih Jokowi lagi pada Pilpres 2019 mendatang. “Ini kita lakukan untuk menjaga kedaulatan rakyat dan NKRI di masa depan,” tegas Amirullah. (red)
Editor: Redaktur