NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kondisi perekonomian di Jawa Timur pasca pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan kestabilan. Hal ini berdampak sejumlah bandara perintis di Jawa Timur sepi penumpang. Bahkan di bandara Trunojoyo di Sumenep tampak mati suri mengingat dua maskapai yang melayani di bandara tersebut yaitu Citilink dan Wings air sudah menghentikan terbang di bandara tersebut.
Anggota DPRD Jawa Timur Zaenal Abidin mengatakan meski saat ini pemerintah optimis perekonomian bisa tumbuh sampai 5 persen, tapi tidak semua sektor bisa berkembang dengan baik.
“Contohnya di sektor perdagangan dimana mulai ada perlahan pulih. Namun, faktanya harga bahan pokok menunjukkan kenaikan. Inflasi naik dengan harga naik, tapi daya beli masyarakat turun,” tutur politisi Demokrat ini saat dikonfirmasi, Kamis (25/8).
Mantan Kepala Bappeda Jawa Timur ini mengatakan kenaikan-kenaikan tersebut, juga berimbas dengan naiknya sarana transportasi yang ada di Jawa Timur. “Masyarakat mau menggunakan pesawat tapi mahal harganya. Menurut saya jumlah pesawat yang melayani penerbangan akan berbeda sebelum maupun sesudah Covid-19. Tapi yang jelas daya beli masyarakat akan turun,” kata pria asal Sumenep ini.
Saat ini, lanjut Zaenal Abidin, masyarakat sangat membatasi untuk keperluan hidup yang berkaitan langsung dengan transportasi. “Dibatasi transportasi, wisatanya dibatasi bahkan kalau tidak penting sekali tidak pergi keluar kota. Yang lebih dipentingkan adalah kebutuhan pokok. Apalagi harga-harga saat ini sudah mulai menunjukkan kenaikan,” ujarnya.
Minat masyarakat menggunakan jasa transportasi udara lewat Bandara Trunojoyo Sumenep, Madura, Jawa Timur kian berkurang.
Hal ini menyebabkan dua maskapai penerbangan yakni Wings Air dan Citilink pamit mengudara di Kota Keris. Padahal, Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan Bandara Trunojoyo Sumenep pada 20 April 2022 lalu. (setya)