NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Ketika baru-baru ini cadangan devisa Rusia sebesar US$ 300 miliar dibekukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Barat – Iran justeru berhasil meningkatkan nilai perdagangan non-migasnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Ekonomi Iran Alireza Moqaddasi yang mengatakan bahwa Iran berhasil membuat rekor baru dalam ekspor non-minyak tahunannya meski berada di bawah tekanan sanksi AS. Dengan kata lain, sanksi yang dijalankan AS dan sekutunya terhadap Iran tidak berjalan efektif alias gagal.
Seperti dilaporkan Tasnim News, nilai perdagangan non-minyak tahunan Iran yang berakhir pada 20 Maret 2022 telah mencapai rekor tertinggi sebesar US$100 miliar.
Menurut Moqaddasi, nilai tahunan perdagangan luar negeri non-minyak Iran periode 21 Maret 2021 – 20 Maret 2022 melampaui US$100 miliar – terjadi peningkatan 38% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Moqaddasi memaparkan bahwa nilai ekspor tahunan Iran telah meningkat sebesar 41% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara Iran mengimpor lebih dari 40 juta ton barang senilai US$52 miliar seperti komoditas pokok, bahan mentah, dan mesin.
Negara teratas tujuan ekspor Iran pada tahun lalu adalah Uni Emirat Arab (UEA), Cina, Turki, Jerman, dan Rusia juga termasuk Irak dan Afghanistan, kata wakil menteri Ekonomi tersebut.,
Pada awal tahun, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa pemerintahannya sedang mengejar kebijakan perluasan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain.
Presiden Raisi telah menginstruksikan semua kementerian, terutama Kementerian Luar Negeri, untuk mengaktifkan komisi bersama antara Iran dan negara lain untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan ekonomi. (Banyu)