MancanegaraOpini

Perang Yaman: Koalisi Pimpinan Arab Saudi Diberi Label Hitam Oleh PBB

Perang Yaman: Koalisi pimpinan Arab Saudi diberi label hitam oleh PBB.
Perang Yaman: Koalisi pimpinan Arab Saudi diberi label hitam oleh PBB.Pada Februari 2017, Surat Kabar berbahasa Inggris Scottish Daily Record melaporkan dalam kasus hukum penjualan senjata Inggris ke Arab Saudi mengungkapkan bahwa Royal Air Force (RAF) telah memasok dan melatih Angkatan Udara Saudi menggunakan bom Pave way IV. Menurut Press TV, Bom pintar ini diproduksi oleh raksasa senjata Raytheon Inggris berdasarkan Enhanced Pave way II Enhanced Computer Control Group (ECCG) yang meningkatkan kinerja bom serba guna Mk 82 yang dimodifikasi/Foto: jahady.ir

NUSANTARANEWS.CO – Perang Yaman: Koalisi pimpinan Arab Saudi diberi label hitam oleh PBB. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan Perang Yaman telah berubah menjadi perisitwa krisis kemanusiaan terbesar di dunia, di mana 80% rakyat Yaman telah menjadi korban agresi dan blokade ketat oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa pelabelan “teroris” terhadap kelompok perlawanan Houthi oleh pemerintahan Presiden Trump di penghujung pemerintahannya akan berdampak bahaya kelaparan terburuk yang pernah terjadi di dunia selama beberapa dekade.

Pada hari Selasa, Washington mengecualikan kelompok bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Palang Merah, dan ekspor komoditas pertanian, obat-obatan, dan perangkat medis dari penunjukannya, namun tetap saja kebijakan itu tidak cukup untuk menghilangkan ketakutan PBB akan terjadinya kelaparan skala besar di Yaman.

Baca Juga:  Budaya Pop dan Pilkada Serentak 2024: Cermin Komunikasi Politik Baru

Sementara Juru bicara Departemen Luar Negeri pada hari Jumat melaporkan bahwa sedang bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikan proses dan membuat keputusan.

“Kami akan membahas melalui  pertimbangan internal terkait tinjauan itu. Namun mengingat krisis kemanusiaan di Yaman kami akan bekerja secepat mungkin untuk melakukan peninjauan dan membuat keputusan,” kata juru bicara tersebut.

Seperti diketahui, agresi pasukan koalisi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman pada tahun 2015 dalam mendukung pemerintahan (boneka) memerangi Houthi telah menimbulkan krisis kemanusiaan dalam skala luas di Yaman dan sekarang diperburuk oleh kehancuran ekonomi dan pandemi Covid-19.

Sebuah laporan PBB tentang perang Yaman sangat mengejutkan pemerintahan Arab Saudi. Riyadh menolak daftar hitam PBB atas kematian anak-anak di Yaman sebagai akibat agresi pasukan koalisi pimpinannya – yang terbukti membunuh dan melukai ratusan anak di Yaman.

Riyadh dengan tegas menolak laporan PBB tersebut yang menempatkan koalisi militernya masuk daftar hitam pelanggaran hak anak karena menyebabkan kematian dan melukai anak-anak di Yaman selama perang berlangsung.

Baca Juga:  Menduga Kemungkinan Jatuhnya F-16 Buatan AS di Ukraina

Menurut data PBB, seperti dikutip Al Jazeera, aliansi Arab Saudi tersebut bertanggung jawab atas pembunuhan dan melukai 683 anak di Yaman pada tahun 2016 silam.

Laporan tahunan PBB mengenai anak-anak dalam konflik bersenjata juga menyalahkan koalisi tersebut untuk 38 serangan terverifikasi di sekolah dan rumah sakit selama periode yang sama namun mencatat bahwa mereka telah mengambil beberapa tindakan untuk memperbaiki perlindungan terhadap anak-anak.

Sebagai tanggapan, duta besar Arab Saudi untuk PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa informasi dan data yang terkandung dalam laporan badan dunia tersebut tidak akurat dan menyesatkan.

“Kami mengungkapkan reservasi kuat kami sehubungan dengan informasi ini. Kami sangat aktif melakukan perawatan dan tindakan pencegahan untuk menghindari risiko korban sipil,” kata Abdallah al-Mouallimi, yang membaca sebuah pernyataan di PBB.

Sebuah koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi dibentuk pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dalam memerangi pemberontak Houthi.

Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan mengungsikan jutaan orang. Dan Arab Saudi justru mengatakan bahwa tanggung jawab atas segala macam kekerasan di Yaman harus ditanggung Houthi.

Baca Juga:  Ketegangan Geopolitik dan Potensi Terjadinya Perang Nuklir

Tak hanya koalisi Arab Saudi, Houthi juga harus menerima kenyataan mereka dimasukkan ke dalam daftar hitam PBB karena bertanggung jawab atas pembunuhan dan penganiayaan terhadap 414 anak-anak di Yaman. Kelompok pemberontak juga disebutkan dalam laporan tahun lalu itu.

Secara total, dokumen yang diterbitkan pada hari Kamis menyoroti pembunuhan terhadap 502 anak-anak Yaman pada tahun 2016. Disebutkan juga sedikitnya 838 anak terluka tahun lalu.

Selain itu, daftar hitam tersebut juga memasukkan pasukan pemerintah Yaman, milisi pro-pemerintah dan al-Qaeda di Semenanjung Arab karena melakukan pelanggaran terhadap anak-anak pada tahun 2016.

Bersamaan dengan adanya laporan tersebut, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa daftar ini harus menjadi pelajaran dan disadari semua pihak agar ke depan mereka harus menahan diri dan mengurangi penderitaan tragis anak-anak yang terlibat dalam konflik bersenjata alias perang.

Anak-anak korban perang keganasan imperialisme di kawasan regional Timur Tengah.

Caroline Anning, penasihat advokasi senior di Yaman untuk LSM Save the Children yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada Al Jazeera dari London bahwa anak-anak di Yaman terjebak di tengah perang yang benar-benar brutal dan diserang dari semua sisi.

“Mereka terluka dalam serangan udara, sekolah mereka dibom,” kata Anning kepada Al Jazeera dari London.

“Anak-anak menjadi cacat dan kita melihat bahwa setiap hari, anak-anak dengan luka bakar di sekujur tubuh mereka, anak-anak dan balita dengan luka yang merenggang nyawa,” tambah dia.

Tak hanya itu, krisis kemanusiaan lainnya pun juga terjadi seperti anak-anak berada di ambang kelaparan. “Anak-anak yang terkena dampak kolera – semua itu adalah akibat langsung dari konflik tersebut,” ungkapnya. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,051