EkonomiTerbaru

Peningkatan Akses Keuangan Dapat Turunkan Angka Kemiskinan

NUSANTRANEWS.CO – Angka inklusi keuangan di Indonesia berdasarkan catatan bank dunia baru 36% di tahun 2014. Pemerintah pun menargetkan angka inklusi keuangan di Indonesia bisa tumbuh ke 75% di 2019. Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdaus Djaelani mengungkapkan, peningkatan inklusi keuangan di Indonesia berkontribusi terhadap menurunnya angka kemiskinan.

“Untuk menurunkan angka kemiskinan, mengurangi kesenjangan pendapatan, dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan, inklusi keuangan harus ditingkatkan. Survei OJK tahun 2013, indeks literasi keuangan 21,8%, artinya hanya 21 dari 100 orang Indonesia memiliki akses ke layanan jasa keuangan,” jelas Firdaus dalam Forum Diskusi Indonesia Responsible Access to Finance di Ballroom Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (5/10).

Firdaus menambahkan, angka kemiskinan sejak akhir tahun 2015 hingga triwulan I-2016 mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan peningkatan akses keuangan di berbagai daerah di Indonesia.

“Berdasarkan data BPS Maret 2016, 10% masyarakat miskin dan September 2015, 11,3%. Industri keuangan mengambil langkah strategis mendorong kesejahteraan mereka, terutama di pelosok,” tutur Firdaus

Baca Juga:  Terus Mengalir Dukungan Jelang Coblosan, Khofifah Peluang Besar Menang Tebal di Pilgub Jawa Timur

Dengan meluasnya akses layanan keuangan ke berbagai daerah di Indonesia, maka akan hadir kawasan ekonomi baru. Munculnya kawasan ekonomi baru nantinya berkontribusi terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya angka kemiskinan.

“Penciptaan pusat-pusat ekonomi baru khususnya di pedesaan dan wilayah terisolasi. Sehingga pertumbuhan ekonomi bisa meningkat di semua daerah,” tandas Firdaus. (Andika)

Related Posts

1 of 21