NUSANTARANEWS.CO – Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha memprediksi koalisi kekeluargaan yang digawangi tujuh partai politik di DKI tak akan berjalan solid. Ia mengatakan akan terjadi pembelahan koalisi secara alami seiring dinamika politik mendekati pendaftaran pasangan cagub di KPU.
“Koalisi bisa terbelah jadi dua,” ujar Hanta dalam diskusi yang bertema “Sinema Politik Pilkada DKI” di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2016).
Hanta mengatakan saat ini arus politik masih terpetakan pada dua kekuatan antara kekuatan partai pendukung Ahok dengan koalisi kekeluargaan. Ia memastikan akan terjadi pergerakan perubahan politik nanti apabila PDIP telah mengambil sikap.
“PDIP khan masih ada beberapa kemungkinan, jadi bisa ke pak Ahok atau ke petahana,” ungkapnya.
Hanta mengungkapkan ada kemungkinan lain yang dapat terjadi menjelang Pilkada DKI nanti. Ia membaca ada potensi munculnya empat koalisi partai yang akan mendorong kandidat pasangan cagub-cawagubnya masing-masing.
“Kursi di DPRD 106 dan 22 kursi minimal (untuk syarat pencalonan pasangan cagub-cawagub di KPU DKI). Maka, secara matematis bisa muncul empat pasang walaupun kemungkinan kecil 3 pasangan. Nasdem, Hanura dan Golkar dukung pak Ahok. Kedua, PDIP bisa usung sendiri. Ketiga, Gerindra dengan PKS yang semakin intim dengan Sandiuno-pak Mardani (Mardani Ali Sera, kader PKS). Keempat Demokrat, PPP, PKB dan PAN total 28 kursi. Pak RR (Rizal Ramli) bisa berpotensi masuki ke sana,” jelasnya. (Hatiem)