NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kebutuhan investasi di sektor properti saat ini masih menjadi salah satu pilihan utama, terlihat dari harga properti yang terus naik tiap tahunnya. Namun, properti jenis apartemen sudah over supply atau kelebihan pasokan, terlebih lagi di daerah Jakarta.
Pengamat Properti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Jehansyah Siregar mengatakan, kelebihan pasokan tersebut terjadi di salah satu kota besar seperti Jakarta.
“Masyarakat yang invesasi di apartemen milik itu sudah melihat bahwa apartemen milik itu ada ketidakpastian kepemilikan karena alasannya cuma dapat Hak Guna Bangunan (HGB),” ujar dia kepada NusantaraNews ketika dihubungi, Sabtu (26/8/2017).
Selain itu, menurut dia masyarakat dinilai sudah mulai enggan membeli apartemen karena nilainya tidak berubah. Kata Jehansyah, masyarakat terlalu terbuai dengan iming-iming para marketing developer yang menjanjikan imbal hasil investasi yang menggiurkan.
“Orang kaya itu beli apartemen seharga Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar, lalu di iming-imingi akan banyak ekspat yang akan sewa dengan harga sebulan Rp 50 juta. Pas sudah beli, omong kosong yang sewa tidak ada,” ungkapnya.
Pada akhirnya, lanjut dia, yang menerima imbas diakhir yakni investor masyarakat. Kendati demikian, sektor properti lainnya seperti perumahan kelas menengah masih laris manis dibeli investor.
“Sedangkan investor propertinya sudah selesai menjual. Banknya juga tidak rugi yang penting tagihan terus dicicil,” tuturnya.
Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman